Siraman rohani menjadi salah satu sumber untuk tetap dekat kepada Yang Maha Kuasa dan mejadi pribadi yang tetap waras dalam keadaan sulit sekalipun. Dengan banyaknya waktu di rumah bersama keluarga khususnya orang tua, banyak sekali wejangan yang saya dapatkan baik dari sisi rohani dan pengalaman para terdahulu. Terimakasih atas kepedulian Ibu dan Bapak yang tiada bosan mendorong anak-anaknya untuk selalu dekat kepada-Nya. Situasi yang dihadapi saat ini bukanlah sesuatu yang mudah, dibutuhkan dukungan moral besar. Adanya asupan rohani yang masuk ke dalam diri diharapkan bisa memperkuat setiap umat untuk melalui berbagai macam cobaan.
Banyaknya kegiatan yang dilakukan secara online, siraman rohani juga dapat dilakukan dengan cara demikian. Mengundan penceramah untuk sesi privat bersama keluarga, kajian online bersama merupakan salah satu cara untuk mendapatkan asupan keagamaan. Untuk Saya, cara termudah saat ini adalah dengan mendengarkan podcast. Podcast merupakan episode program berupa audio yang dapat diengarkan secara online. Bagi teman-teman yang lebih menyukai audio ini merupakan alternatif yang tepat. Durasi podcast dapat dipilih sesuai keinginan, belakangan ini saya menemukan ceramah yang hanya berdurasi 10 - 15 menit namun kaya akan makna. Mendengarkan podcast tersebut menjadi sarana belajar agama yang paling mudah. Tidak hanya itu, jika ingin mendengarkan tadarus atau pembacaan ayat suci yang menyejukkan juga dapat ditemukan melalui podcast. Cara mengakses podcast sangat mudah, Saya lebih familiar dengan aplikasi Spotify. Unduh aplikasi di peranti elektronik Anda, lalu cari kata kunci yang dirasa sesuai seperti: nama surat yang ingin didengarkan, nama penceramah yang ingin dicari, aplikasi tersebut akan membantu menemukannya.
Alternatif lain untuk teman-teman yang lebih menyukai visual bisa lari ke Youtube. Banyak ulama yang membuat acara spesial di laman mereka masing-masing. Kemudahan inilah yang hendaknya dimanfaatkan dengan baik. Media inilah yang menunjukkan adanya modernisasi siraman rohani, pengajian yang identik dengan berkumpul bersama di masjid kini mulai menyesuaikan keadaan untuk kebaikan, kesehatan serta keselamatan bersama. Saya juga masih banyak belajar untuk bisa menyimak dan mendalami hal-hal yang disampaikan dalam konteks agama. Satu yang pasti, jangan lupa untuk tetap menghargai orang lain dan perilakukan setiap orang dengan sebaik-baiknya tanpa perlu menghakimi. Sesungguhnya hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H