Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, saya menyadari pentingnya untuk selalu produktif memperluas wawasan dan menambah pengalaman. Dampak dari globalisasi tidak dapat dihindari oleh seluruh masyarakat di dunia.
Perkembangan yang ada saat ini membawa dampak yang positif untuk pembangunan khususnya pembangunan nasional Indonesia. Untuk dapat memanfaatkannya sebagai generasi muda saya harus mempersiapkan diri dengan memiliki perspektif global.
Membuka wawasan dengan sudut pandang global tidak lah mudah untuk saya yang merupakan bagian dari negara yang terletak di garis khatulistiwa yang menjadikannya sebagai wilayah tropis dengan musim hujan dan kemarau serta kebudayaan timur yang kental. Saya sendiri harus dapat terbuka dan siap menerima perubahan dan pembaharuan.
Tidak semua hal baru dapat diterima dan diterapkan begitu saja dalam keseharian, saya belajar untuk menyaring informasi dan budaya tersebut agar dapat disesuaikan serta diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di tempat kaki saya berpijak.
Dengan dukungan positif dari orang terkasih khususnya orang tua yang selalu ada untuk mengingatkan dan menuntun dalam setiap langkah, mereka memberikan saya banyak kesempatan untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan baik melalui pendidikan formal atau dengan cara-cara nonformal.
Tidak hanya mendukung untuk menyelesaikan pendidikan hingga tingkat universitas, Bapak dan Ibu memberikan kesempatan melihat dunia bagian lain. Bukan semata untuk liburan mewah, mereka memperkenalkan bagaimana kemajuan transportasi yang ada di negara lain beserta kecanggihan penerapan teknologinya, sikap positif yang dimiliki warga negara lain yang dapat dicontoh dan hal-hal positif lainnya yang menjadi pelajaran dan kenangan berharga dalam hidup saya.
Selain perbedaan teknologi dan budaya, cuaca di setiap tempat juga berbeda. Sebagai warga negara Indonesia yang hidup dengan dua musim yaitu hujan dan kemarau membuat saya memerlukan asupan lebih untuk dapat beraktivitas di cuaca yang berbeda khususnya di negara empat musim.
Fisik sehat diperlukan setiap saat apalagi saat sedang bepergian, kesempatan untuk menikmati dan belajar dari setiap perjalanan tidak boleh disia-siakan apalagi terhalang oleh kondisi tubuh yang tidak sehat.
Belum lama ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Boston, Februari 2018 bertepatan dengan musim dingin untuk mengikuti Harvard Project for Asia and International Relations. Persiapan yang dilakukan tidak hanya sekedar bekal pengetahuan dan perlengkapan musim dingin namun juga tubuh yang sehat untuk siap menghadapi perbedaan cuaca yang ekstrem.
Tubuh saya sendiri tergolong sensitif dan tidak mudah beradaptasi secara cepat, sehingga salah satu barang yang tidak boleh saya tinggalkan sebelum bepergian adalah Tolak Angin. Tolak Angin dapat membantu mencegah masuk angin dan mabuk perjalanan.
Tolak Angin Sidomuncul baik diminum pada perjalanan jauh, aktivitas padat, kecapekan, kurang tidur maupun masuk angin. Saya selalu memastikan paling tidak membawa satu kotak persediaan Tolak Angin untuk bepergian dan dikonsumsi setiap pagi sebelum memulai aktivitas.