Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Image Panti Jompo, Gajah di Tengah Jembatan

Diperbarui: 4 November 2021   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Santecares.com

Saya pernah melihat dari dekat bagaimana kondisi Panti Jompo (PJ) di beberapa wilayah di negeri ini. PJ kita belum begitu populer, terutama bagi orang asli Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan.

Jangankan di kirim ke PJ. Untuk ke RS saja jika ada keluarga, khususnya orangtua yang sudah sakit parah, mereka kadang tidak bersedia. Lebih baik dirawat bersama keluarga hingga ajal menjemutnya.

Tradisi ini sangat kuat melekat. Mereka yang mengirimkan orangtuanya, bapak atau ibu ke PJ, bisa disebut sebagai anak yang 'durhaka' yang tidak berbakti pada ibu bapanya.

Berbicara kata PJ, kondisinya tidak sama dengan PJ di luar negeri. Karena profesi saya perawat, jadi bukan hanya mendengar, tetapi sering melihat langsung bagaimana PJ di sana. Bagusnya, mereka memang tidak menggunakan istilah PJ sebagaimana kita.

PJ di kita ini erat hubungannya dengan orang-orang yang sudah tua renta, tinggal di gedung tua, dan dirawat oleh perawat-perawat yang kurang ramah. 

Gambaran semua penghuninya sangat bergantung pada orang lain, menggunakan kursi roda, tongkat, pelupa, tidak mampu mendengar atau berbicara dengan baik serta aneka kemunduran fisik lainnya.

Pendeknya, PJ itu konotasinya 'sangat' tidak menarik.

Berbeda dengan di Singapore, Korea atau Jepang di film-film yang pernah saya lihat. Lembaga yang mengurus para manusia lanjut usia (Manula) ini, umumnya kondisinya sangat bagus, memiliki alat-alat bantu modern, dan penghuninya tidak sama dengan yang ada di negeri kita.

Di Singapore juga demikian. Standard pelayanan Geriatric Center atau Center for the Elderly atau Eldercare mereka menyebutya, mengedepankan kualitas layanan keperawatan dengan tenaga kesehatan yang terampil, teregistrasi, kompeten dan dibayar layak. Di Singapore memiliki banyak nama untuk lembaga yang satu ini. Mulai dari Eldercare, Health Home Care Services, Homage Home Care, dan lain-lain.

Di kita, sangat beda. Kita hanya memiliki satu istilah yang disebut Panti Jompo atau Panti Werdha. Jika kita tidak memiliki inisiatif untuk mengubahnya, bisa dipastikan bisnis JP selalu lesu, karena tidak ada yang tertarik. Image nya kurang bagus.  

Teman-teman saya yang menempuh pendidikan profesi keperawatan sangat sedikit yang minat bekerja di PJ. Boleh dibilang zero. Kalaupun ada, kemungkinan besar sangat kecil jumlahnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline