Saya sebenarnya tidak kaget ketika beberapa hari terakhir ini muncul berita, Indonesia tercatat dalam daftar 59 negara yang kita dilarang masuk, tidak terkecuali di negara tetangga, Malaysia. Ini terjadi karena kita tidak disiplin terhadap aturan yang kita buat sendiri terkait Covid-19.
Tidak perlu banyak berargumentasi untuk masalah ini. Meski sudah nyata buktinya bahwa akibat Virus Corona yang bisa mematikan, tidak digubris.
Aturan dibuat bukan hanya untuk rakyat bawah. Pimpinan bagian atas juga harusnya memberi contoh. Bukan hanya itu,
Pemerintah memiliki tanggungjawab besar pula dalam masalah ini. Membuat aturan harus disertai dengan penyediaan fasilitas agar aturan ini bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Bukannya membuat aturan, tetapi dalam penerapannya rakyat mengalami kesulitan, karena tidak memiliki sarana dan prasarananya.
Akibatnya, aturan-tinggal aturan. Hasilnya seperti ini. Setelah memasuki New Normal, nyatanya bukan berkurang, malah kita dapatkan New Cases yang berlipat ganda.
Jika sudah begini kondisinya, banyak pihak yang saling menyalahkan. Yang terberat adalah, dengan status meningkatnya kasus Covid-19 yang tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan, ekonomi terancam resesi dan Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang mengkhawatirkan. Kalau begitu, siapa sebenarnya yang paling bertanggungjawab mengatasinya, Presiden atau Menteri Kesehatan atau Menteri Keuangan?
Presiden, Menkes dan Menkeu
Saya tidak bisa menghitung, berapa kali mengikuti pertemuan sejak mahasiswa hingga status sebagai pekerja. Selama itu mungkin bisa dihitung dengan jari satu tangan, jumlah pimpinan yang hadir tepat waktu saat pertemuan berlangsung. Jam karet dari dulu hingga sekarang tidak berubah.
Ini sebagai pertanda bahwa pencapaian tujuan menangani Covid-19 ini jangan harap bisa tercapai apabila level disiplin kita masih memperihatinkan.
Di mana-mana kita bisa baca poster ukuran raksasa yang bunyinya: Mari kita lawan, Ayo Kita Perangi, Disiplin Dimulai Dari Diri Sendiri, dan lain-lain. Nyatanya angka kesakitan dan kematian tidak kunjung berkurang.