Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Tutut Soeharto dan Puan Maharani, Dua Srikandi Fenomenal

Diperbarui: 7 September 2020   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pepnews.com dan Agolf.com

  Semua pejabat di era Kabinet Indonesia Maju ini, pasti mengenal dan pernah merasakan bagaimana pahit manisnya zaman Orde Baru. Zaman di mana kekuasaan penuh ada di tangan salah satu orang terkuat di dunia: Soeharto.

Siapa di dunia ini yang tidak kenal Soeharto? Orang kedua di Indonesia, sesudah Soekarno, yang namanya begitu populer, meskipun sudah tiada. Soeharto sempat membawa harum nama Indonesia. Terlepas dari segala kontroversinya, the Smiling General yang bergelar sebagai Bapak Pembangunan di Indonesia telah banyak berbuat jasa bagi negeri ini.

Saya pribadi kalau mau obyektif mengakui, tidak ada presiden selevel Soeharto sesudahnya. Begitu kuat pengaruhnya, berwibawa dan nyaris tidak ada 'musuh politik' yang sanggup menandinginya.

Kalaupun kemudian lengser pada tahun 1998, barangkali karena sudah saatnya Soeharto turun. Soeharto sudah lelah, capek meski dalam hatinya tidak ingin melihat Indonesia 'hancur' pasca era Reformasi dan krisis ekonomi.

Satu dari tiga anak Soeharto yang dikader jadi politisi adalah mbak Tutut yang nama lengkapnya Siti Hartijanti Rukmana. Tutut sempat jadi anggota MPR dari fraksi Golkar, kemudian ditunjuk jadi Menteri Sosial pada Kabinet terakhir sebelum Soeharto tumbang.

Mbak Tutut

Walaupun sebagai anak presiden, karir Tutut untuk maju sebagai anggota MRP dari fraksi Golkar cukup alot. Umur Tutut waktu itu 49 tahun.

Tahun 80-an, Tutut pernah mendirikan Kirab Remaja yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air di kalangan anak-anak muda. Ia juga memperkenalkan organisasi berbasis agama seperti Rohani Islam (ROHIS) sebagai wadah untuk mencetak generasi beriman (TirtoID.23/1/2019).

Pada tahun 1991, ia mendirikan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang sangat digandrungi anak-anak. Jabatannya sebagai Direktur Utama TPI sejak 1991 hingga 1998. Pada tahun yang sama, Mbak Tutut menjadi Ketua Koordinator Bidang Pemberdayaan Wanita DPP Golkar sampai 1997, merangkap Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) hingga 1998. 

Presiden Soeharto menunjuk mbak Tutut sebagai Menteri Sosial RI pada Kabinet Pembangunan VII sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Hal ini menimbulkan kontroversi serta menjadi penyebab semakin kuatnya rakyat mendesak Soeharto turun dari kursi kepresidenan. (TirtoID, 23/1/2019).

Puan Maharani

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline