Luka Lama
Politik ya.. seperti itulah. Tidak mengenal arti kata 'luka lama'. Yang ada adalah 'kepentingan selamanya'. Karena itu, kalau dulu PDIP setengah mati bela-belain Ahok yang berkompetisi dengan Anies Baswedan, kini PDIP harus fokus pada masa depan. Dari pada mikir Ahok yang tidak lebih dari 'history', PDIP akan lebih memilih bagaimana fokus ke Pemilu 2024.
Masih jauh sih, namun tidak masalah jika sekarang sudah mulai pasang perhitungan.
PDIP Cari Calon Terkuat
PDIP pasti akan memilih calon yang terkuat untuk maju. PDIP tidak bakalan milih calon yang kemungkinan kalah. Berita paling santer saat ini dari PDIP adalah kemungkinan menjagokan Prabowo, Puan dan Ganjar. Mereka masih menimbang-nimbang.
Untuk sementara, saat ini Ketua Umum PDIP, Megawati masih berkonsentrasi pada bagaimana memenangkan Pilkada. Sumatera Barat misalnya, yang menjadi sorotan Megawati, mengingat PDIK kalah telak di provinsi tersebut.
Bagi Megawati kekalahan PDIP di Pilkada akan menjadi ancama di Pemilu 2024. Oleh sebab itu, Megawati sangat serius memikirkan bagaimana merumuskan pemenangan Pilkada Desember 2020 ini.
Di samping tentu saja, calon-calon kuat yang muncul ke permukaan akan menjadi bahan pertimbangan. Nama Prabowo misalnya, akan tetap menjadi bahan diskusi yang bakal menuai kontroversi.
PDIP menilai, prabowo bisa saja akan tidak lagi populer di Pemilu mendatang. Dia akan ditinggalkan oleh penggemarnya yang kecewa sesudah melihat bahwa Prabowo telah 'berkhianat' kemudian bergabung dengan Kabinet Jokowi.
Di sisi lain, bukan tidak mungkin Prabowo tetap populer, akan tetapi berat. Melihat pengalaman dua periode kekalahannya dalam Pemilu, penggemar Prabowo akan melirik kandidat lain yang lebih fresh.
Inilah yang tidak gampang untuk diputuskan.
Sementara, mengangkat Puan dan Ganjar pun tidak mudah. Elektabilitasnya masih di bawah ekspektasi.