Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Politisi Sekarang Tidak Harus Cerdas dan Pintar Omong (Satire)

Diperbarui: 26 Agustus 2020   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: rmol.id

Teman saya hari ini telepon, ngasih tahu kalau dia dapat tawaran dari daerah asalnya untuk pulang kampung. Saat ini di Jakarta, katanya ada tawaran jadi Politisi di daerahnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk gabung di PAN (Partai Amanat Nasional). Saya jawab, ambil sajalah. Indonesia untuk saat ini butuh banyak politisi 'pintar'. 

Sementara orang yang benar-benar pintar jarang mau masuk jadi Politisi, peluang untuk jadi Politisi lebih longgar dari pada jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Lantas apa saja modalnya jika ingin jadi politisi di zaman sekarang?

Pendidikan

Saya dulu rencananya masuk Fakultas Kedokteran. Pilihan pertama di kampus negeri gagal. Sebetulnya bisa masuk asal ada uang sebesar Rp 150 juta waktu itu. Ibu saya bilang, andai ada sepetak sawah yang bisa dijual, saya disuruh masuk kedokteran saja. Tapi saya tidak setuju.

Saya lihat perkembangan masa depan dan karir dewasa ini di Indonesia, beda dengan di negara-negara maju. Di negara maju, orang sudah berpikir soal bagaimana kemungkinan manusia hidup di Planet Mars dan minum satu pil supaya bisa kenyang. Di negeri ini, kita masih sibuk berkutat bagaimana bisa hidup dengan otak-atik kehidupan orang lain (Baca: Politik).

Makanya, teman-teman saya banyak yang ingin juga terjun ke politik, tidak harus ambil kuliah jurusan Sosial Politik. Ada yang teknik, ekonomi, dan ada pula yang seperti saya: ilmu keperawatan.

Bagi banyak orangtua, memimpikan anaknya kuliah kedokteran saat ini sepertinya sudah tidak relevan lagi. Pokoknya, kalau mau kaya, tidak usah ambil kedokteran atau ilmu computer yang susah.

Ikut terjun aktif di organisasi mahasiswa saja, sering ikut demo, sesekali kenakan dengan anggota dewan di DPRD sana, lama-lama juga akan ketularan jadi politikus.  

Uang

Ini yang sangat pegang peranan. Kata teman-teman, kalau mau ikut politik, 'beli' aja dulu 'kursinya'. Caranya: membeli suara rakyat. Demokrasi ala Abraham Lincoln (Bapak Demokrasi Sedunia) itu hanya teori yang berlaku di kampus. Di dunia nyata tidak ada. Suara rakyat zaman kini bisa dibeli dengan Rupiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline