Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Prabowo-Puan 2024, Ambisi Mengulang Sejarah Gus Dur-Megawati 1999?

Diperbarui: 16 Agustus 2020   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: suaranasional.com

Ada perbedaan antara orang Aceh dengan orang Jawa terkait pemahaman mereka terhadap pimpinan. Pemimpin agama, yang berniai spiritual jauh lebih tertanam daripada pemimpin politik kenegaraan, seperti Presiden dan wakilnya.

Di Aceh, banyak orang yang memajang foto-foto ulama terkenal di ruang tamunya. Hal yang sama sebenarnya juga saya jumpai di sejumlah rumah orang Jawa, tetapi tidak sebanyak di Aceh.
Ini menandakan bahwa soal ambisi dan kepemimpinan bagi orang-orang yang religious tidak sama dengan politikus. 

Pemimpin agama atau yang dikenal sebagai Ulama bagi orang Islam, mungkin saja ada yang berambisi jadi pimpinan. Tetapi ulama yang tulus tidak demikian. Mereka pasti pantas jadi ulama dan pemimpin umat karena derajad keilmuan yang dimilikinya.
Sedangkan politikus beda. Mereka selalu berambisi jadi pimpinan dari yang terendah hingga sekelas presiden. Perkara pantas atau tidaknya, itu persoalan nanti.

Presiden Terpopuler

Dari tujuh pergantian presiden kita yang ada, hanya Bung Karno yang saya tidak tahu. Meskipun demikian, sosok beliau sebagai seorang Proklamator saya turut mengakui. Di Jawa ini saya melihat banyak foto-foto Bung Karno dijual di jalan-jalan. Beberapa rumah yang pernah saya berkunjung juga terpampang, tanpa sosok Bung Hatta.

Ini menandakan bahwa nama baik Bung Karno tertanam dalam di hati rakyat. Sementara presiden-presiden lain diturunkan fotonya seiring dengan adanya pergantian presiden dan kabinetnya, foto Pak Karno tetap berengger di dinding rumah rakyat.

Saya amati tidak ada presiden yang memiliki ambisi besar dan pantas berpredikat sebagai presiden dari sebuah bangsa besar, sekelas Bug Karno di negeri ini. Penilaian saya mungkin subyetif, namun itulah kenyataan yang ada di masyarakat. Walaupun saya bukan pengagum Bung Karno, tetapi nama harum beliau tidak diragukan lagi.

Kalau boleh saya sebut, Bung Karno lah Presiden RI terpopuler. Disusul oleh pak Harto. Jenderal yang dulu orang banyak menyebut sebagai "Ferdinand Marcos nya Indonesa', juga tergolong populer.

Kalaupun fotonya tidak nyentel lagi di dinding-dinding rumah masyarakat, minimal fotonya pak Harto masih sering bersliweran di bagian samping atau belakang Truk-truk yang lewat di tengah jalan. Dengan senyuman yang khas, di bawah foto The Smiling General ini bertuliskan: "Sik enak zaman ku to?" (Masih enak zaman saya kan?).

Terlepas dari kekurangan Pak Harto sebagai presiden kita kedua, masih banyak orang yang mengagumi kehebatannya. Wibawanya tidak dmiliki oleh lima orang presiden sesudahnya. Pak Harto dkenal sebagai presiden besar, negarawan hebat dan memegang kekuasaan salah satu yang paling lama di dunia.

Ambisi dan Pantas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline