Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Penyakit Sosial Itu Berdiagnosa "Emangnya Gue Pikirin?"

Diperbarui: 10 Agustus 2020   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: medium.com

Konflik di tempat kerja terjadi biasanya karena adanya dua hal: pembagian kerja yang tidak jelas dan perlakuan yang tidak adil.
Orang bisa mengetahui jenis dan kuantitas pekerjaan karena adanya job description (Jobdes, pembagian kerja). Dengan Jobdes yang jelas orang bisa mengetahui dan memahami tugas dan tanggungjawabnya di tempat kerja. 

Sebaliknya, konflik terjadi karena tidak jelas dengan tugas dan tanggungjawabnya.

Saya amati seringkali ini terjadi, di mana hanya karena persoalan sepele, antar karyawan bermusuhan. Hanya karena masalah yang sederhana, karyawan tengkar, tidak saling sapa hingga mengundurkan diri.

Demikian pula tentang perlakuan tidak adil. Betapapun misalnya, pembagian kerja sudah jelas. Namun karena merasa diperlakukan beda (tidak adil), terjadilah hal-hal yang tidak kita inginkan. Akibatnya terjadi seperti yang saya sebut diatas: pertengkaran, cekcok, konflik fisik, perkelahian, saling bully, iri, dengki, hingga permusuhan yang berkepanjangan.

Oleh karena dua permasalahan di atas, tidak sedikit akhirnya yang memilih satu dari dua jalan, yakni: biarlah saya mengalah atau Emangnya Gue Pikirin (EGP).

Lewat artikel ini, kita hanya akan bahas EGP.

Budaya EGP 

EGP bisa terjadi bukan hanya di tempat kerja. Bisa juga di rumah, di sekolah, di tempat-tempat umum atau demi kepentingan umum.

Kapan itu ada petugas dari KPU yang keliling mengedarkan formulir pendaftaran pemilihan untuk Pilkada di lingkungan kami, yang akan dilaksanakan bulan Desember 2020 mendatang. Saat saya bertanya kepada seseorang yang saya kenal apakah dia akan memilih, dijawabnya dengan ringan,: "Tidak ikut milih juga gak masalah. Paling-paling tidak akan mengubah keadaan. Apalagi bagi orang seperti saya."

Ini merupakan salah satu contoh kurangnya peduli kita terhadap kepentingan umum. Bukan tanpa sebab mengapa ini terjadi. Tidak pedulinya orang-orang seperti ini bisa saja karena kekecewaan, ketidak-puasaan terhadap keadaan, janji politik yang tidak ditepati, kepala daerah yang korupsi dan lain-lain.

Contoh lain yang marak adalah orang yang membuang sampah di tempat umum, atau buang sampah seenaknya dari dalam mobil, dilempar sampah plastic lewat jendela. Semua kejadian ini kita biarkan. Ada sampah di jalan, paku tergeletak di gang, juga tidak kita pedulikan. Semua ini adalah bentuk konkrit EGP yang terjadi di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline