Hidup adalah bisnis. Bisnis dalam kehidupan kasarnya adalah jual beli. Mungkin begitu kesimpulan sementara terhadap segala hal yang kita lakukan dalam hidup ini. Termasuk ibadah. Kita beribadah dengan 'harapan' mendapatkan 'Surga'.
Sekalipun esensi hidup adalah 'mengabdi kepada-Nya', realitanya segala amal baik yang kita lakukan tidak lepas dari berharap adanya 'ampunan' serta 'pahala' dari Allah SWT. Agar kita masuk dalam golongan 'orang-orang yang beruntung'.
Kompasiana
Adalah 'bohong' jia kita masuk forum Kompasiana misalnya, tanpa satu pun harapan. Minimal, kalau bukan karena keinginan dapat point, kita dapatkan nama baik. Atau belajar menjadi penulis.
Jika tidak percaya, saya ingin tahu akibat bila aneka predikat yang diberikan oleh Kompasiana kepada Kompasianer dihapus. Pasti jauh hasilnya. Misalnya, tidak ada lagi status Biru, Hijau, Point, Terpopuler, Terbaru, Pilihan Editor, hingga Topik Pilihan. Sudah bisa dipastikan, semua ini akan berdampak pada motivasi Kompasianer dalam menulis. Boleh jadi, ambyar nasib Kompasiana.
Saya mengamati sejak empat bulan terakhir. Karena saya aktif d Kompasiana selama 4 bula ini. Sayangnya, riset yang hanya bersifat observasi ini tidak saya catat. Tidak saya dukung dengan statistik. Jujur saja, sejak kuliah, saya tidak begitu suka otak-atik angka, statistik, hitung-hitungan, kecuali menghitung Saldo duit di ATM saya sendiri. Selebihnya tidak tertarik.
Di Kompasiana ini ada yang menarik perhatian saya.
Bagaimana orang-orang ini bisa mendapatkan point dan viewers begitu banyak, saya sudah temukan jawabannya lewat artikel ini. Semoga saja membantu, khususnya bagi yang statusnya masih Green atau Hijau.
Maklumlah, yang Hijau ini rawan, mudah patah semangat, ketika memperhatikan The Blue Ones yang poitnyanya sudah ribuan, viewers nya juga puluhan ribu. Nyali the Greeners ini bisa ciut seketika.
Jangan begitu lah.......
Strategi Umum
Strategi pertama, untuk bisa jual beli, butuh strategi. Di Kompasisna, kita harus masuk dalam kelompok Blue ini, jika dagangan mau laris. Minimal jadi Taruna lah. Kalau untuk pertimbangan waktu, setidaknya setahun lebih. Mereka pekerja keras dan pecinta nulis. Mungkn ada yang belum jadi penulis asli. Tetapi semangat menulisnya tidak perlu dipertanyakan untuk yang Blue.