Kita memasuki zaman yang luar biasa cepat. Seperti yang dikemukakan oleh Astrid Savitri (2019) dalam karyanya 'Revolusi Industri 4.0'. Internet telah merevolusi cara kerja dunia begitu cepat. Lebih dari 20 miliar perangkat pintar akan terkoneksi pada tahun 2020 ini.
Dengan terhubungnya perangkat pintar dari Smartphone, smarthome, asisten virtual, hingga mesin produksi yang banyak di pabrik-pabrik, menandakan era baru sudah di ambang pintu. Internet of Things (IoT) telah berkembang secara masif.
Kata Astrid selanjutnya, "Gaya hidup yang digambarkan seperti Tony Stark (Iron Man) dalam fim Avengers sebentar lagi benar-benar menjadi kenyataan. Kecanggihan Jarvis sebagai asisten pribadi virtual yang dapat melakukan banyak hal, dari menyalakan lampu, mengatur suhu ruangan, hingga melakukan prediksi, nyaris sudah dapat dilakukan oleh AI besutan beberapa raksasa teknologi seperti Assistant Google, SIRI hingga Cortana. Semuanya hanya butuh perintah suara."
Pergeseran teknologi sebagaimana yang dikatakan Astrid ini, berpengaruh terhadap gaya hidup di Indonesia. Revolusi Industri mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, terutama di usia produktif. Dari cara berkomunikasi, mencari hiburan, mendapatkan pekerjaan hingga bagaimana memperoleh penghasilan tambahan dengan cara mudah. Misalnya, apakah bisa dapat duit banyak dengan mudah lewat penggunaan You Tube?
You Tube Trend
Jumlah penduduk usia produktif di Indonesia mencapai 68.7%, atau sekitar 185.22 juta jiwa. Zaman ini, nyaris sulit ditemui usia remaja khususnya dan usia produkif pada umumnya (15-65 tahun) yang tidak memiliki Handphone (HP). Mereka gunakan HP untuk berbagai kepentingan. Cara efektif pemenuhan kepentingannya adalah dengan menggunakan internet lewat HP ini. Pengguna internet di Indonesia 175.2 juta jiwa (Detik.com).
Angka ini menjadi gambaran jumlah penduduk yang memiliki HP. Meskipun tidak semua yang punya HP memiliki akses Internet, tapi pengguna HP bisa jadi target pasar yang empuk. Sebuah jumlah pasar yang luar biasa. Pasar untuk jualan HP, asesori, pulsa, internet hingga marketing, baik untuk tujuan pribadi maupun usaha.
Lewat internet ini kita bisa memperoleh akses untuk melihat video. You Tube merupakan akses yang paling populer. Google mengatakan 57% pengguna You Tube mencari konten hiburan, 86% mengatakan terbiasa mengunjungi situs tersebut untuk mempelajari informasi baru. Sebanyak 92% pengguna Indonesia menyatakan You Tube adalah tujuan pertama mereka ketika mencari konten Video.
Walaupun ada yang untuk tujuan lain, misalnya menambah penghasilan, atau hanya iseng, apakah dengan You Tube bisa menjadikan penghasilan utama tanpa kerja keras?
Maraknya You Tuber di negeri ini menjadi bahan diskusi menarik di banyak kalangan. Di antara generasi muda, You Tube dianggap lahan paling enak, cepat, praktis, ringan, untuk memulai bisnis kecil-kecilan. Sambil menghibur diri, inginya dapat penghasilan. Lumayan kan?
Yang dilakukan oleh pengguna You Tube di usia produktif adalah mencari figure yang bisa menjadi inspirasi bagi mereka untuk coba-coba mengembangkan bakal, memulai bakat baru. Kemudian mereka belajar bagaimana merekam video, hingga sekedar bertaruh, siapa tahu nasib ini menuai keuntungan.