Dari 30 kota kabupaten dan kotamadya yang ada di Jawa Timur, hanya ada 7 yang saya belum menginjakkan kaki di sana. Ketujuh kota tersebut adalah: Pacitan, Ponorogo, Lamongan, Gresik, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi.
Semula saya kira di Jawa ini susah cari pemandangan indah, karena terlalu padat penduduknya. Nyatanya tidak. Masih banyak juga hutan lindung, sungai, lembah, bukit dan gunung. Beruntung saya bisa ke Jawa Timur, rekreasi ke 75% wilayahnya. Salah satu destinasi yang sangat digandrungi orang adalah kota Malang.
Saya sangat bersyukur bisa 'nyasar' ke kota Malang dan mengunjungi banyak tempat. Di Malang, tempat wisatanya segudang. Tidak harus ngantongi duit banyak untuk berwisata. Tidak sedikit yang murah sekali hingga gratisan. Pokoknya, happy lah.....
Sekitar 22 kilometer sebelum masuk kota Malang dari arah arah Surabaya, di sebuah kota kecil, Kecamatan Purwodadi, ada pertigaan, belok kiri. Terpapang jelas pada papan di pertigaan jalan raya dengan arah panah menuju Tutur dan Bromo, sebuah destinasi wisata nasional yang terkenal indah. Tadinya saya belum tahu dan belum pernah dengar apa itu Bromo. Kini sudah tahu. Pernah sekali berfoto ria di dekatnya.
Dua kali saya ke Tutur. Berada di wilayah Kabupaten Pasuruan di bagia selatan. Sekitar 70 km dari Surabaya. Sebuah kota kecamatan yang indah. Untuk ke sana, melewati jalan berkelok, berbukit, sejuk dengan pemandangan alam fantastic. Saya pernah ke sana dua kali, yang pertama bertepatan masih dalam suasana Lebaran. Diajak main ke kediaman seorang kerabat. Di kota kecamatan Tutur, 18 km naik dari jalan raya Surabaya-Malang ke arah Bromo.
Penduduk asli Tutur ini saya lihat typical banget. Beda dengan orang-orang kota Malang yang biasa saya lihat. Mungkin karena di daerah dingin, kulitnya coklat agak gelap. Posturnya kecil, namun gesit. Suka mengenakan sarung, dililitkan pada leher. Kala sore hari, ditutupkan mulai dari kepala hingga tubuh. Mereka juga suka mengenakan kopiah hitam.
Klik
Di sana sini saya melihat banyak orang bertanam, buah dan sayur-sayuran, Cokelat, cabe, bunga, apel, hingga durian. Di mana mata jauh memandang, di sana selalu dipenuhi aneka buah dan sayur ini. Bulan ini belum masanya musim Apel. Masih keci-kecil. Namun sayur seperti Kubis, Wortel, Sela dan Sawi luar biasa. Itu yang paling banyak ditemui di pinggir jalan, siap diangkut. Dijual ke Malang, Surabaya hingga Jakarta.
Butuh antara 30-40 menit dari jalan raya besar menuju pusat kota kecamatan Tutur. Selain sejuk, indah, rapi, kotanya lumayan bersih dibanding rata-rata kota setingkat kecataman yang saya tahu. Pusat kotanya tidak terlalu besar. Bangunan yang nampak menyolok adalah Masjid, Koperasi dan beberapa kantor pemerintahan serta sekolah.
Dari singosari kami naik motor. Parkir di depan Koperasi Susu. Tutur sangat terkenal akan susu sapinya. Barangkali kalau soal harga, sama saja dengan yang biasa kami beli di toko-toko di Lawang, Singosari atau Malang kota. Namun rasanya tentu saja beda. Entah kenapa, tetapi di Tutur lebih fresh. Juga factor udara mungkin sekali berpengaruh.
Saya minum susu hangat segelas, rasa Ori. Pusat koperasi susu di Tutur ini merupakan pusat layanan penjualan susu dari masyarakat kemudian didistribusikan ke kota-kota lain. Ada yang dalam kemasan botol kecil, sedang hingga yang besar. Juga dijual berupa kemasan Yoghurt.