Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Umar Bin Khattab, You are My Inspiration

Diperbarui: 10 Mei 2020   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUMBER GAMBAR: https://potlot.id/

Sosok besar Sahabat Rasulullah SAW yang selalu menjadi inspirasi saya adalah Umar Bin Khattab R.A. Terutama ketika Ramadan tiba. Saya menyimpan DVD nya. Kembali saya putar ulang setiap Ramadan. 

Saya tidak pernah bosan melihatnya. Kebesarannya diriwayatkan oleh banyak ahli sejarah, agama serta penulis kondang, sebagai sosok Sahabat Nabi Muhammad SAW yang keras tapi lembut, disegani sekaligus ditakuti kalangan Quraisy yang membenci Islam. Umar Bin Khattab (RA) adalah Khalifah Kedua yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644, selama 11 tahun. Jasa dan pengaruhnya luar biasa, hingga Michael H.Heart menempatkan beliau sebagai orang yang paling berpengaruh nomor 51 sepanjang masa.  

Umar Bin Kattab (RA) menjadi inspirasi saya karena tiga alasan. Yang pertama karena kecerdasannya. Umar (RA) tumbuh menjadi pemuda yang disegani. Beliau juga disebut oleh kaumnya sebagai Dutabesar, yang pandai berbicara, negosiasi juga berargumentasi. Yang kedua, beliau sosok yang kokoh dengan pendiriannya tetapi tidak menolak kebenaran. 

Hal ini terlihat ketika menjumpai saudaranya sedang membaca aya-ayat Al Quran (Surat Thaha), ia marah dan memukulnya. Melihat saudaranya berdarah, beliau iba. Kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat dilihatnya. 

Dari situ hati beliau tergoncang dan meminta diantar untuk menemui Baginda Rasulullah SAW untuk memeluk Islam pada hari yang sama. Yang ketiga, beliau sangat sederhana. 

Umar (RA) meskipun sebagai seorang pemimpin negara waktu itu, namun tetap meiliki untuk hidup sebagaimana pemeluk Islam lainnya waktu itu yang miskin.

Ada banyak ratusan keteladan lain yang bisa saya ambil dari sosok besar Umar (RA) dari sejak beliau muda, hingga wafatnya. Adalah tidak salah, jika beliau dipilihkan oleh Allah SWT sebagai salah seorang Sahabat dekat oleh Rasulullah SAW pada tahun-tahun pertama Islam. Membaca riwayat Umar bin Khattab (RA) selain menyejukkan, juga selalu memberi semangat.

Di Bulan Ramadan ini, bertepatan dengan terjadinya Covid-19, saya masih ingat akan sebuah adegan dalam DVD tersebut yang mirip dengan kondisi saat ini. 

Pada bulan Rabiul Awwal tahun ke delapan Hijriyah, Umar (RA) sempat berdebat dengan Gubernur Syam (Abu Ubaidah, RA) tentang wabah dan takdir. Wabah sedang terjadi di Saragh, sebuah daerah dekat Syam. Abu Ubaidah (RA) memberitahu Umar (RA) bahwa sedang terjadi wabah. Umar (RA) lantas menghentikan perjalanannya. 

Pada saat itulah Umar (RA) mengajak diskusi dengan beberapa tokoh senior Muhajirin namun tidak ada titik temu. Umar (RA) kemudian meminta dipanggilkan sesepuh Quraisy yang dulu pernah hijrah pada saat penaklukan Makkah. 

Dari dua orang Quraisy tersebut Umar (RA) mengambil keputusan untuk mengurungkan niat mendatangi daerah yang terkena wabah penyakit, lantas kembali ke Madinah. "Apakah engkau ingin lari dari takdir wahai Amirul Mukminin?" Tanya  Abu Ubaidah (RA) sang Gubernur. "Ya, kita akan lari dari takdir Allah, menuju takdir Allah yang lain." Jawab Umar (RA). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline