Lihat ke Halaman Asli

Ridha Ulya

bila gelap jalan di bumi, jalan ke langit selalu terbuka :)

Hidup Memang Begitu

Diperbarui: 6 Desember 2023   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada suatu waktu, aku melihat seseorang yang segala hal dalam hidupnya tampak sempurna. Ku pikir, siapa yang tak mau berada di posisinya? Ya meski ku tahu dia punya beberapa kekurangan, semua orang tentu setuju jika kita menyimpulkan bahwa ia memiliki kehidupan yang sempurna.


Waktu berjalan hingga tiba suatu waktu dimana kita saling bercerita. Sejak itulah ia menjadi sahabatku. Sejak itulah ia mulai menceritakan tentang kehidupannya padaku. Tentang hidup yang tak pernah ingin ia jalani.  

Semua berubah saat aku satu per satu mendengarkan cerita kehidupannya. Aku perlahan tak lagi menginginkan kehidupan sepertinya. Aku tahu tak akan sanggup menjalaninya.

Barangkali begitulah hidup. Kita seringkali mengharapkan hal-hal yang tidak akan pernah ada dalam hidup kita. Pun jika suatu waktu takdir berbaik hati menghadirkan sesuatu yang kita harapkan, hidup belum tentu menjadi lebih baik dari yang kita jalani di hari ini.
Barangkali dunia ini memang tempatnya fatamorgana. Makanya ia dinamakan fana. Sesuatu yang tak abadi. Sesuatu yang tampak menakjubkan dari kejauhan, dan menjadi tiada saat kita mendekatinya.


Dan pada akhirnya, kita hanya perlu mensyukuri hidup yang kita punya. Menerima segala duka dan bahagianya. Mensyukuri segala yang ada dan tiadanya. Bukankah belum tentu kita mau untuk menjalani hidup seperti orang lain jika kita sudah mendengar seluruh ceritanya? Pun jika ada orang lain yang menginginkan kehidupan seperti kita, ia belum tentu betulan mau saat mendengar seluruh kisahnya..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline