"My whole experience of these episodes was that someone else was doing it; it was like 'I know this is coming, I'm out of control, somebody help me; where are you, God? I felt totally empty, I had no way to communicate what was going on, no way to understand it." -Marsha Linehan
Marsha Linehan merupakan penemu metode Dialectical Behavior Therapy (DBT) -- metode yang telah diakui terbaik dalam menangani kecenderungan seseorang dengan self destruktif, yang seringkali ditemukan pada pasien dengan Borderline Personaity Disorder---sebuah mental illness yang dikenal sebagai penyakit yang cukup rumit, bahkan impossible untuk diobati. Beliau telah menekuni dunia psikologi, dan riset psikoterapi selama lebih dari 40 tahun. Siapa sangka, dibalik usaha kerasnya di bidang mental illness, beliau punya ceritanya sendiri.
Melalui New York Times, di tahun 2011, beliau akhirnya membuka diri untuk bercerita mengenai perjuangannya dalam menghadapi Borderline Personaity Disorder. Di masa mudanya,beliau pernah dirawat selama lebih dari 2 tahun karena berulang kali melakukan percobaan bunuh diri, membenturkan kepala, menyayat dan membakar diri. Pada saat itu ia mendapat diagnosis skizofrenia, karena Borderline Personality Disorder belum ditemukan. Ia mendapat beberapa pengobatan hingga electroconvulsive therapy (ECT) namun tak mengalami perbaikan.
Di titik terendah dalam hidupnya, disaat sepertinya tak lagi ada seorangpun yang mampu membantunya, Marsha akhirnya menemukan caranya sendiri untuk menyembuhkan diri. Marsha menyadari bahwa dia secara menyeluruh harus menerima dirinya sebagaimana adanya, bukan bagaimana yang seharusnya, sekaligus berusaha untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi, sesulit apapun itu. Konsep yang terkesan paradox ini dikenal dengan istilah radical acceptance yang kemudian dikembangkan menjadi Dialectical Behavior Therapy (DBT). Konsep ini telah banyak digunakan dan membantu kesembuhan klien dengan mental illness terutama BPD, sekaligus menjadi tiitk balik bagi kehidupan Marsha di masa lalu hingga ia kembali bangkit dan melanjutkan pendidikan di bidang psikologi.
"I'm a very happy person now. I still have ups and downs, of course, but I think no more than anyone else."- Marsha Linehan
----------------------------------------
[Tulisan ini sudah pernah diposting sebelumnya di akun Temna Bicara FKUI]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H