Oleh
Junianto, Finny Nurul Qolbi, Diwan Keikanurhanifah, Ristiafani, Santi Amelia, Fauzan Syaiful Alim, Rida Nurhaliza
- Staf Dosen Departemen Perikanan - Universitas Padjadjaran
- Mahasiswa Program Studi Perikanan - Universitas Padjadjaran
Transportasi merupakan bagian penting dalam kegiatan pemasaran benih ikan secara komersial untuk menyuplai kebutuhan budidaya. Benih ikan yang akan di transportasi harus memiliki kualitas baik dan dalam keadaan yang sehat. Namun, dalam kegiatan pengangkutan ikan terdapat tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan stress pada ikan yang dimulai sejak penangkapan, pada wadah dan kendaraan, proses transportasinya sendiri, pembongkaran dan penebaran di tempat yang baru (Robertson et al. 1980).
Transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa dan mendapatkan ikan dalam suatu lingkungan yang berlainan dengan lingkungan asalnya, disertai dengan perubahan sifat lingkungan yang mendadak. Masalah pengangkutan perlu mendapat perhatian khusus, agar proses transportasi ikan sampai dengan selamat ke tangan pembudidaya. Keuntungan dari proses pengangkutan ikan hidup adalah ikan yang didistribusikan masih segar dan terhindar dari mikroorganisme pembusuk baik dari luar maupun dari dalam tubuh ikan. Sistem pengangkutan ikan hidup dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem basah dan sistem kering.
Sistem Basah
Pengangkutan sistem basah merupakan proses pengangkutan ikan menggunakan media air baik tawar maupun laut tergantung jenis ikan yang akan diangkut (Jailani 2000). Kelebihan dari sistem basah antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung sehingga Dissolve Oxygen masih dapat digunakan dengan baik oleh ikan, wadah yang dibawa dapat dilengkapi dengan aerator sehingga pasokan oksigen masih berlimpah, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sedangkan kekurangan dari sistem basah yaitu dapat membahayakan ikan jika terjadi goncangan sehingga tidak dapat dilakukan untuk pengiriman jarak jauh seperti menggunakan pesawat terbang. Sistem tersebut akan mudah diterapkan untuk pengiriman ikan-ikan konsumsi.
- Proses pengangkutan sistem basah
Dalam pengangkutanya, sistem tersebut dibagi lagi menjadi dua proses pengangkutan, yaitu sistem terbuka dan tertutup.
1) Sistem Terbuka
Pengangkutan basah sistem terbuka adalah pengangkutan yang menggunakan wadah yang terbuka dalam pengaplikasiannya. Sistem tersebut memiliki kelebihan, antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung sehingga Dissolve Oxygen masih dapat digunakan dengan baik oleh ikan, wadah yang dibawa dapat dilengkapi dengan aerator sehingga pasokan oksigen masih berlimpah, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sedangkan kekurangan dari sistem tersebut adalah dapat membahayakan ikan jika terjadi goncangan sehingga tidak dapat dilakukan untuk pengiriman jarak jauh seperti menggunakan pesawat terbang.
2) Sistem Tertutup
Pengangkutan basah sistem tertutup adalah pengangkutan yang menggunakan wadah yang tertutup dalam pengaplikasiannya. Sistem tertutup memiliki kelebihan seperti media air yang dipakai tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, pengangkutan dapat dilakukan walaupun jaraknya jauh seperti antar pulau atau negara, selain itu, wadah yang dipakai pun mudah untuk ditata sehingga mengefisienkan tempat. Kekurangan dari sistem tertutup diantaranya media air yang dipakai tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan) dan Dissolve Oxygen dapat berkurang lebih cepat jika tidak dilakukan pergantian air dan perlunya kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dalam jangka waktu perjalanan.
- Metode pengangkutan sistem basah
1) Hibernasi
Beberapa keuntungan dari hibernasi yaitu mempunyai wadah pengangkutan tidak terlalu besar karena ikan tidak aktif berenang, kematian ikan karena tekanan fisik maupun stres akibat vibrasi (getaran), kebisingan dan sinar tidak ada, tidak terjadi penurunan berat dan ikan tidak menghasilkan feses karena ikan tidak butuh makan.
Pengangkutan menggunakan wadah styrofoam, diisi air dan es dengan perbandingan air dan es adalah 3 dan 1. Kemudian ikan dimasukan ke dalam wadah yang sudah berisi es dan air. Tambahkan 300 gram es kering ke dalam air untuk mempercepat mabuk (terbius). Setelah ikan tidak berdaya, diambil secara individual dan dibungkus dengan kertas, masukkan ke dalam styrofoam dan tutup dengan serbuk gergaji yang telah didinginkan 10-12 C. Wadah styrofoam yang berisi ikan disimpan dalam dingin untuk menghindari kenaikan suhu dan dapat diangkut 1 -3 jam.
2) Pengangkutan dengan kantong plastik
Benih ikan hidup ukuran larva, kebul maupun yuwana (fingerling) biasa diangkut menggunakan kantong plastik berisi air beroksigen. Seperempat bagian plastik diisi air dan ikan, tiga perempat lainnya diisi oksigen kemudian diikat. Apabila perjalanan jauh, kantong dimasukkan ke dalam kotak styrofoam, sehingga ikan tidak terganggu oleh kebisingan, getaran, sinar (bayangan) serta suhu lingkungan.
- Tahapan Pengangkutan sistem basah
Ikan yang dipakai merupakan ikan hidup dengan keadaan sehat, normal tidak cacat dengan ukuran siap panen. Ikan yang sehat akan memaksimalkan keberhasilan ikan untuk hidup. Pengambilan dan pengangkutan ikan sebaiknya dilakukan pada sore atau malam hari.
Ikan yang telah dipilih tersebut kemudian dipindahkan kedalam bak fiber yang telah dilengkapi beberapa alat penunjang lain, seperti aerator. Pemberian aerator tersebut akan memberikan oksigen yang cukup selama perjalanan.
Bak fiber diisi air sebanyak 50-60% dari tinggi bak dan diberi es dalam plastik yang telah dihancurkan agar menjaga suhu air selama perjalanan.