Mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT-14) Kelompok 83 UIN Walisongo Semarang menggelar Seminar Moderasi Beragama bertema "Moderasi Beragama Kunci Toleransi dan Kerukunan" dengan narasumber Ibu Dr. Kurnia Muhajarah, M. S.I dan Bapak Wahyu Utomo di Balai Desa Korowelang Kulon, Cepiring, Kabupaten Kendal, Sabtu, (23/07/22)
Sebagai Narasumber pertama dalam Seminar tersebut, Bapak Wahyu Utomo menjelaskan pentingnya toleransi sebagai bekal Moderasi Beragama.
"Toleransi itu harus terus dipertahankan sebagai bekal Moderasi Beragama, jadi saya pesan kepada teman-teman KKN sekalian setelah pulang ke daerah masing-masing usahakan untuk ikut organisasi masyarakat. Karena sebagai wadah mempertahankan nilai-nilai moderasi beragama di masyarakat," jelas Bapak Wahyu Utomo, Guru Madrasah Diniyyah Hidayatut Tholibin Desa Korowelang Kulon.
Senada, Ibu Dr. Kurnia Muhajarah, M.S.I., Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang pun memaparkan pentingnya Moderasi Beragama.
"Moderasi Beragama sangat penting bagi seluruh umat beragama. Maka harus ditanamkan sejak pendidikan terbawah, yakni pendidikan Sekolah Dasar (SD). Dari hal kecil misalnya, bagaimana menghargai teman-teman sebaya yang beragama non-muslim. Sehingga ketika remaja serta moderasi beragama telah tertanam maka tak akan terpengaruh arus radikalisme, dan mereka bisa diarahkan kepada pengembangan kapasitasnya," jelasnya.
Tim KKN Kelompok 83 mengadakan Seminar ini sebagai salah satu upaya sosialisasi kepada masyarakat Desa Korowelang Kulon, Cepiring, Kabupaten Kendal pentingnya Moderasi Beragama. Kegiatan inipun sejalan dengan misi UIN Walisongo yang menekankan pesan moderasi beragama.
Adapun peserta dari Seminar ini terdiri dari: Perangkat Desa setempat, PKK, Muslimat NU, Fatayat NU, IPNU, serta IPPNU Desa Korowelang Kulon.
Salah satu peserta, Robith menyampaikan seminar ini menarik untuk masyarakat setempat. Moderasi beragama sangat urgensi bagi pemuda-pemuda desa.
"Ketika kita berbicara di desa, menurut saya para pemuda sudah melakukan moderasi beragama secara praktek, tapi secara teori kadang mereka tidak tahu jika hal yang dilakukan tersebut adalah nilai maupun wacana Moderasi Beragama. Nah, urgensinya di sini yaitu memberikan pengertian nilai-nilai Moderasi Beragama, sehingga mereka bisa mengimplementasikan kepada lingkungan. Namun yang lebih urgensi, Moderasi Beragama harus ditanamkan sejak Sekolah Dasar (SD) karena wilayah terdidik awal adalah SD," pungkas Robith. (Rida Fahima)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H