Lihat ke Halaman Asli

Hutan Indonesia: Sebuah Dongeng

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Alkisah, surga sangat tentram dan damai, bidadari dan malaikat-malaikat selalu bernyanyi setiap hari. Seisi surga, mulai dari manusia, malaikat, dan binatang-binatang hidup tentram dan berdampingan. Hanya ada keceriaan setiap hari.

Sampai pada suatu ketika, terjadi gempa yang sangat hebat di surga. Makhluk-makhluk di surga panik dan berlarian kesana-kesini, gempa yang maha dahsyat itu membuat beberapa bagian dari surga retak, pecah dan akhirnya jatuh ke bumi.

Pecahan-pecahan surga yang jatuh ke bumi itu membentuk gugusan-gugusan pulau, besar dan kecil. Keindahan pulau-pulau itu telah membuat manusia dari benua-benua nun jauh di barat dan di timur yang mendengar keindahan dan kekayaannya ingin menguasai.

Dahulu sebelum orang-orang berlomba-lomba ingin berkuasa atas gugusan surga yang jatuh itu, mereka menamai surga itu Nusantara. Baru kemudian setelah datang orang-orang dari barat dan timur, mereka  menamainya hindia belanda. Terakhir, setelah pemilik asli gugusan pulau itu menolak untuk di jajah, barulah mereka melawan hingga akhirnya menang dan menamainya Indonesia.

Sebagai pecahan dari surga, sudah pasti Indonesia sangat indah dan kaya. Hutannya hijau membentang dari barat sampai ke timur, dari utara ke selatan. Binatang yang hidup di dalamnya beragam seperti bintang di langit. Lautnya biru dan kaya akan segala jenis ikan. Tanahnya subur dan mengandung segala macam logam mulia.

Tapi sayang, keadaannya kini tak seindah cerita itu. Manusia telah menjadi tamak. Dulu, ketika pecahan surga itu jatuh ke bumi, Indonesia punya tiga dari tujuh jenis harimau yang ada di bumi. Harimau Jawa, Harimau Bali, dan Harimau Sumatera. Merekalah raja-raja rimba di tiga pulau itu.

Dari lima jenis badak di dunia yang tersisa saat ini, Indonesia punya dua jenis badak, yaitu Badak Jawa dan Badak Sumatera. Tapi sayang, jumlahnya kian hari kian habis. Ada juga gajah Sumatera yang nasibnya tak jauh berbeda. Bukan hanya itu, masih banyak binatang-binatang lain yang sebentar lagi juga akan hilang, bukan hanya dari Indonesia, tapi dari bumi ini untuk selamanya.

Dan, tahukah apa sebabnya? Karena hutan, rumah tinggal mereka telah habis! Si raja rimba tak lagi bisa berburu mencari mangsanya. Karena mangsanya kancil, rusa, dan lain-lainnya telah lebih dulu punah dari hutan.

Manusia-manusia telah kian serakahnya. Untuk menimbun hartanya mereka membabat hutan, menjual kayu-kayu tempat burung-burung bersarang. Hutan diubah menjadi perkebunan dan gedung-gedung. Pohon besar dan kecil habis.

Burung-burung berhamburan panik mencari sarang yang baru. Akibatnya mereka harus berpindah-pindah setiap hari. Tapi, setiap kali mereka pindah dari pohon yang satu ke pohon yang lain, keesokan paginya mereka telah mendengar suara mesin gergaji memotong batang pohon mereka.

Mereka terbang dan terbang lagi untuk mencari batang pohon yang baru, tapi setiap kali hendak singgah batang pohon itu tumbang. Dan begitulah akhirnya satu per satu burung-burung mati kelelahan karena tak lagi ada pohon yang aman untuk bersarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline