Lihat ke Halaman Asli

Ricoaa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pembangunan Infrastruktur dan Konflik: Penyelesaian dalam Pembangunan Kilang Minyak

Diperbarui: 26 Juni 2023   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Review artikel jurnal "Pembangunan Infrastruktur dan Konflik: Penyelesaian Konflik Dalam Pembangunan Kilang Minyak" oleh Nisa DR dan IT Sihidi.

Artikel ini mengkaji konflik yang muncul antara PT Pertamina dan masyarakat Tuban atas pembangunan kilang minyak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Indonesia. Konflik dipicu oleh keputusan pemerintah untuk membebaskan lahan dari petani lokal untuk pembangunan kilang. Para petani menolak akuisisi tersebut, dengan alasan bahwa mereka tidak diberi kompensasi yang memadai atas tanah mereka dan bahwa kilang akan mencemari lingkungan.

Artikel ini membahas berbagai pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan konflik. Ini termasuk litigasi, mediasi, dan negosiasi. Proses litigasi tidak berhasil, karena pengadilan memenangkan PT Pertamina. Namun, proses mediasi dan negosiasi lebih berhasil. Melalui proses ini, para pihak dapat mencapai kesepakatan yang mencakup penyediaan lapangan kerja bagi penduduk setempat, beasiswa bagi siswa berprestasi, pengembangan koperasi nelayan, bantuan pangan dan sosial bagi petani, dan kesempatan bagi penduduk setempat untuk terus menggarap tanah yang dibebaskan sebelumnya. konstruksi.

Artikel ini diakhiri dengan membahas pelajaran yang dapat dipetik dari proses resolusi konflik. Pelajaran ini mencakup pentingnya keterlibatan awal dengan masyarakat yang terkena dampak, kebutuhan untuk bersikap transparan tentang manfaat dan risiko proyek, dan pentingnya memberikan kompensasi yang memadai kepada mereka yang terkena dampak proyek.

Artikel ini ditulis dengan baik dan memberikan gambaran menyeluruh tentang proses penyelesaian konflik. Para penulis dengan baik menjelaskan berbagai pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dan faktor-faktor yang berkontribusi pada keberhasilan proses mediasi dan negosiasi. Artikel tersebut juga memberikan beberapa pelajaran berharga yang dapat dipetik dari proses penyelesaian konflik.

Secara keseluruhan, artikel ini merupakan kontribusi berharga untuk literatur pembangunan infrastruktur dan konflik. Ini memberikan studi kasus tentang konflik yang berhasil diselesaikan melalui kombinasi litigasi, mediasi, dan negosiasi. Pelajaran dari artikel ini dapat diterapkan pada proyek pembangunan infrastruktur lain yang kemungkinan besar akan menghadapi tentangan dari masyarakat setempat.

Berikut beberapa pemikiran tambahan tentang artikel tersebut:

Artikel ini menyoroti pentingnya keterlibatan awal dengan masyarakat yang terkena dampak. Jika pemerintah telah terlibat dengan masyarakat Tuban lebih awal dalam prosesnya, konflik mungkin dapat dihindari sama sekali.

Artikel tersebut juga menyoroti pentingnya bersikap transparan tentang manfaat dan risiko proyek. Masyarakat Tuban tidak mendapat informasi yang memadai tentang potensi dampak lingkungan dari kilang tersebut. Kurangnya transparansi berkontribusi pada konflik.

Artikel ini diakhiri dengan menyerukan pendekatan yang lebih sensitif terhadap konflik untuk pembangunan infrastruktur. Ini berarti bahwa kebutuhan dan keprihatinan masyarakat yang terkena dampak harus diperhitungkan sejak awal proyek. Dengan mengambil pendekatan peka konflik, kita dapat membantu mencegah timbulnya konflik sejak awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline