Lihat ke Halaman Asli

Pulpen yang Mulai Tumpul, Tak Setajam yang Dulu

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tertuanglah puisi atau lagu,
Guratan-guratan masa lalu.
Setiap singkup kerucut hatiku,
Membawa kembali kenangan-kenangan itu.
Semua kini berbeda,
Waktu habis tak terduga.
Banyak rencana berjajar tertata,
Waktu jua yang mengujinya.
Bait-bait berlagu memanjakan hidup,
Meski semakin jelas tetap tak berujung kuncup.
Jelas hidupku, tak tertata seperti dulu
Demikian prolog yang tertuang dalam sayup-sayupnya suara dalam jiwa. Tak bisa menafikan segala bentuk penganiayaan dalam fikiran, pemaksaan dalam hati, dan perkosaan dalam akal. Semua itu tersadar setiap saat, setiap langkah gemetar tubuh ini. semua hanya sekedar impian, ambisi, dan nafsu belaka. Bagaiaman Tuhan? Tapi keyakinan tetap penuh pada Mu, yang menciptakan hidup, juga kematian. Sabda Rasulnya tentang kebijakan berhidup dan berilmu amatlah jelas dan terverifikasi. Allah dan utusaNya selalu ada untuk hambanya, dan terus berusaha, husnudzhdzhon (positif thinking). Kesimpulannya adalah jika Tuhan menyiapkan sesuatu, pasti Tuhan pula menyiapkan sebabnya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline