[caption caption="Presiden Jokowi (Dok: kompas.com)"][/caption]
Tahun 2015 tinggal hitungan hari. Sebagaimana perjalanan pemerintahan, ada banyak capaian-capaian yang sudah berhasil dicapai oleh Presiden Jokowi selama 2015. Meskipun tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan, Mulai dari perlambatan ekonomi, pelemahan nilai tukar rupiah, anjloknya harga minyak mentah dunia, turunnya harga komoditas andalan. Namun terlepas dari semua tantangan tersebut ada banyak hal positif yang sudah dicapai oleh Presiden Jokowi. Dalam Sidang Paripurna yang digelar Rabu (23/12/2015), Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia akan berlari lebih cepat di tahun 2016, yang sudah di depan mata.
Dalam bidang infrastruktur, ada beberapa pencapaian yang sudah berhasil dicapai oleh Jokowi yaitu pembangunan jalan tol, jalur kereta api, bandara , pelabuhan, terminal hingga tol laut . Perubahan pembangunan Indonesia ditangan Presiden Jokowi pun dipastikan akan berbeda dengan gaya pembangunan nasional sebagaimana yang pernah dilakukan oleh rezim-rezim sebelumnya. Jika rezim-rezim sebelumnya memusatkan pembangunan nasional hanya terpusat di pulau Jawa saja, Prinsip tersebut tidak bagi Jokowi. Bagi Jokowi pembangunan Indonesia harus merata, termasuk pembangunan infrastruktur sampai Indonesia Timur yang juga bagian dari negeri ini.
Selain itu yang akan menjadi tantangan selanjutnya bagi Presiden Jokowi adalah dari pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, mengatasi kemiskinan, masalah kesenjangan ekonomi antar si kaya dan si miskin hingga persaingan Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada 31 Desember mendatang.
Tantangan terbesar Indonesia pada 2016 adalah dalam menghadapi Masyarakat Ekomi ASEAN (ASEAN) akan semakin besar pasalnya ada dua negara yang memiliki daya saning yang tinggi yakni Thailand dan Vietnam yang mana diketahui dua negara ini adalah negara yang sama-sama mengekspor gula ke banyak negara di dunia. Yang terpenting bagi Indonesia saat ini adalah mempercepat pembangunan pabrik-pabrik gula dalam negeri agar Indonesia tak terus bergantung pada impor gula. Selain itu penguatan daya saing lokal dan nasional dalam negeri juga perlu dilakukan, Karena hal inilah yang nantinya akan membantu Indonesia untuk dapat bersaing secara sehat dengan negara-negara yang memiliki daya saing di level ASEAN tersebut, Bahkan Indonesia pun bisa menjelma menjadi sebuah negara yang tak terkalahkan di kawasan ASEAN jika Indonesia memang benar-benar memanfaatkan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah di depan mata ini.
Yang menjadi keunggulan utama Indonesia saat ini adalah kualitas barang Indonesia yang dikenal cukup baik, Maka oleh akrena itulah dibutuhkan penguatan terhadap industri-industri lokal, Karena peran industri lokal dalam persaingan Indonesia dalam MEA juga sangat berperan penting dalam memacu roda pertumbuhan ekonomi nasional, Terlebih lagi baru beberapa hari yang lalu Bank Central AS, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 0,25%, yang mana jika tak diantisipasi secara antispatif terlait dampaknya, Maka hal ini juga bisa berakibat kembali pada melemahnya nilai tukar rupiah yang kemudian berdampak pada sektor-sektor padat karya termasuk industri-industri tekstil.
Selain itu pembatasan-pembatasan masuknya barang impor ilegal juga harus lebih digalakkan oleh pemerintah, Karena jika barang impor ilegal terus masuk hal ini sesungguhnya akan merugikan Indonesia karena hilangnya pajak yang seharusnya didapat oleh Indonesia dari barang impor tersebut, terlebih lagi saat ini Indonesia tengah bersiap-siap menghadapi MEA yang akan mulai bergulir pada 31 Desember mendatang.
Selain itu delapan paket kebijakan yang sudah diluncurkan oleh Presiden Jokowi sudah mulai dapat menolong terhadap perbaikan pada kondisi ekonomi nasional. Terutama soal perizinan yang selama ini memakan waktu bertahun-tahun dan oleh Jokowi langsung disederhanakan menjadi beberapa jam saja. Setelah menyederhanakan regulasi atau aturan mengenai perizinan di tingkat pusat yang jadi tantangan berikutnya di tahun 2016 adalah menyederhanakan proses perizinan di daerah-daerah, karena hingga saat ini proses perizinan di daerah masih menjadi persoalan terbesar yang dialami Indonesia untuk berlari cepat mewujudkan Indonesia yang adil dan merata. Karena rumitnya proses perizinan di daerah juga bisa berakibat rendahnya pendapatan daerah tersebut hingga berdampak pada ekonomi nasional, Karena daerah juga menjadi tulang punggung ekonomi nasional dalam mengejar pertumbuhan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H