Lihat ke Halaman Asli

Pesan yang Tersirat Dibalik Kunjungan Dadakan PKS

Diperbarui: 22 Desember 2015   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pertemuan petinggi PKS dengan Presiden Jokowi kemarin (Dok: Kompas.com"][/caption] Tidak ada angin, tidak ada hujan. Mungkin situasi tersebut tepat untuk menggambarkan kedatangan mendadak para petinggi Partai Keadilan Sejahterah (PKS) ke istana merdeka untuk bertemu degan Presiden Jokowi. Pertemuan yang berlangsung lebih dari 30 menit tersebut disebutkan oleh Presiden PKS, Sohibul Iman, PKS mendukung program-program pemerintah yang pro-rakyat, Namun PKS juga menegaskan bahwa PKS tetap menjadi bagian dari Koalisi Merah Putih.

Selain itu pula disebutkan pula Sohibul, bahwa PKS sudah memberikan sejumlah masukan-masukan kepada Presiden Jokowi terhadap berbagai bidang. Mulai dari soal perekonomian sampai soal urusan keluarga Indonesia. Meskipun para petinggi PKS tersebut sudah menyatakan bahwa PKS akan mendukung program-program pemerintah, juga mengakui bahwa program setahun pertama pemerintahan Jokowi juga sudah baik. Satu hal yang tak boleh dilupakan oleh Presiden Jokowi. PKS adalah partai yang paling beda dengan semua partai dakwah yang ada di Indonesia.

Untuk itulah, perlu dipertimbangkan sekali lagi jika ingin menerima sikap politik PKS yang lahan-perlahan mulai tebaca untuk mulai mengambil hati Jokowi dengan memuji program-program Jokowi yang telah berhasil tersebut. Pertimbangan yang matang perlu dilakukan, Presiden Jokowi tidak perlu takut kehilangan dukungan, Bukti kedatangan para petinggi PKS untuk menemuinya kemarin adalah bukti nyata bahwa Presiden Jokowi adalah Presiden yang memiliki kemampuan politik yang sangat amat luar biasa, yakni dapat menarik rasa dan hati lawannya, Namun tak perlu dilanjutkan ke arah yang lebih jauh terhadap komunikasi politik yang baru dibangun oleh PKS tersebut.

Apalagi saat ini tengah terjadi gonjang-ganjing politik di Senayan pasca mundurnya Setya Novanto. Dan diyakini pula kunjungan PKS kemarin untuk menemui Presiden Jokowi adalah dalam rangka upaya pendekatan PKS terhadap pemerintahan, yakni diawali dengan sikap mendukung semua program pemerintah dan mengakui kebaikan sekaligus memuji program-program yang sudah diluncurkan oleh Presiden Jokowi, lalu kemudian sampai pada tujuan akhirnya yakni ingin mendukung pemerintahan Jokowi, Karena dari pertemuan kemarin sudah terbaca jelas bahwa cepat lambat PKS akan merapat, Maka untuk menghindari hal tersebut terjadi, Menjaga jarak perlu dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Sekali lagi perlu diingatkan agar Presiden Jokowi lebih berhati-hati dengan gaya komunikasi politik yang baru dibangun oleh PKS tersebut, Karena sesungguhnya PKS hanya akan menjadi duri dalam daging jika PKS menyatakan dukungan dan diterima oleh Presiden Jokowi. Presiden Jokowi tak perlu menerima dukungan dari PKS, Karena masih banyak partai politik lain yang sudah naksir berat dengan Presiden Jokowi, akibat kemampuannya yang luar biasa dalam setahun pemerintahannya.

Terlepas dari kunjungan dadakan para petinggi PKS tersebut. Presiden Jokowi tidak boleh langsung percaya akan semua kata-kata maupun ucapan yang disampaikan oleh petinggi PKS tersebut, Karena diyakini benar bahwa Presiden Jokowi masih mengingat bahwa saat Pilpres berlangsung, PKS adalah satu-satunya partai dakwah yang secara habis-habisan menyerang Presiden Jokowi.

Selain itu soal tabloid obor yang menyebut Presiden Jokowi adalah bagian dari komunis adalah sebuah tindakan yang kini bertolakbelakang dengan sikap para petinggi PK yang kemarin secara tiba-tiba, dan tak ada dalam daftar agenda Presiden Jokowi, Tiba-tiba petinggi PKS datang dengan alasan silahturahmi biasa.

Presiden Jokowi juga harus memilah partai mana yang pantas diajak bergabung untuk bersama-sama membangun Indonesia, Karena Jokowi tidak boleh mudah terbujuk rayuan manis PKS, Yang nyata-nyata memang tidak pantas untuk bersatu dengan pemerintahan Jokowi yang memang lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara ketimbang kader-kader PKS yang selama ini lebih mengutamakan kepentingan pribdai, keluarga daripada kepentingan bangsa dan negara.

Kesimpulannya, Presiden Jokowi harus sedikit menjaga jarak dengan PKS , Karena hal ini adalah pilihan terbaik daripada nanti terlalu dekat, PKS benar-benar jatuh hati dan akibatnya bisa berdampak buruk terhadap pemerintahan, Karena hcitra PKS yang sudah amat buruk bisa memberikan dampak yang amat sangat fatal bagi Presiden Jokowi.

Tentunya sebagai pendukung dan pemilih Jokowi sampai dua periode, Kami sesungguhnya sangat emoh jika partai yang selama ini menghina, mencaci bahkan menyebarkan fitnah serta pencemaran nama baik berbalik badan mendukung Presiden rakyat yang sudah kami pilih ini. Pertimbangan politik yang matang sangat diperlukan dan kalkulasi yang tak terlalu diperlukan dalam hal terkait PKS, adalah sebuah keputusan yang maha bijak yang harus ditempuh oleh Presiden Jokowi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline