[caption caption="Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (Dok: Kompas.com)"][/caption] Hari ini, 20 Oktober 2015, genap setahun sudah pemerintahan Jokowi-JK memimpin negeri ini. Berbagai macam tantangan-tantangan untuk menyelesaikan banyaknya permasalahan yang sudah sangat komplektivitas terus terjadi dalam setahun pertama kepemimpinan Jokowi-JK. Mulai dari permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan hukum terus mendera bangsa dan Jokowi-JK untuk dapat menyelesaikan kompleksnya permasalahan bangsa ini, namun, meskipun banyak permasalahan yang mendera bangsa ini, Presiden Jokowi tetap mengajak kita, bangsa Indonesia harus tetap optimis untuk menyelesaikan permasalahan kompleks tersebut.
Jika, melihat setahun pertama pemerintahan Jokowi-JK, disini penulis ingin memberikan nilai 8,7. Terlalu besar bagi sebagian orang, Namun, itulah fakta yang ada. Beragam persoalan besar bangsa Indonesia yang sudah menghambat kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia sudah cukup banyak diselesaikan oleh Jokowi-JK. Permasalah yang dimaksud mulai dari persoalan mafia yang mengepung negeri ini sekaligus menghambat tumbuhnya perekonomia bangsa, satu per satu sudah mulai ditangani secara baik dan masif. (Baca:http://m.kompasiana.com/rickyvinando/setahun-jokowi-jk-efek-dahsyat-setahun-kepemimpinan-jokowi-jk_5624e36ad47a61a40b06ad80)
Yang lebih mengagumkan lagi adalah soal penyelesaian relokasi warga korban Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Ini termasuk prestasi terbesar sekaligus membanggakan, karena rezim sebelumnya tak mampu dan tak berdaya menghadapi relokasi warga sekitar Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara. Namun, Jokowi berhasil menyelesaikan masalah relokasi tersebut.
Persoalan lain yang masih terjadi di Riau juga wilayah Indonesia lainnya, yakni persoalan kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan gambut juga sudah dicarikan jalan keluar atau solusinya oleh Jokowi. Pembangunan embung menjadi salah satu upaya nyata Jokowi yang memiliki tekad sangat kuat unuk menyelesaikan salah satu permasalahan yang paling kompleks tersebut. Kita bisa membayangkan, persoalan kabut asap sudah terjadi sekitar 18 tahun, tetapi baru Presiden Jokowi yang memiliki tekad yang sangat kuat untuk menghentikan kabut asap tersebut, dan ini adalah fakta yang tak bisa dibantah oleh siapapun juga.
Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa lebih, terdiri dari 17.000 pulau, beragam suku, etnis, agama, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang plural dan menjunjung tinggi kebhinekaaan. Dengan luasnya Indonesia, maka, yang secara pasti dan tidak bisa terbantahkan adalah Jokowi masih berproses menyelesaikan rumitmya masalah kronik yang sudah menjangkiti Indonesia sejak puluhan tahun ini.
Selain itu, upaya-upaya konkrit lain pemerintah pun sudah dilakukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur menjadk sangat penting karena dapat menghubungkan antar-kota, antar-provinsi yang sesungguhnya akan semakin memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Harus diakui bahwa, Jokowi menanggung semua permasalahan yang tak mampu diselesaikan oleh rezim sebelumnya, dan ini faktanya Jokowi sudah mulai lahan-perlahan menyelesaikan warisan rezim-rezim sebelumnya tersebut.
Bangsa Indonesia terlalu banyak permasalahan sehingga Jokowi butuh waktu untuk membenahi dan menata ulang kembali Indonesia, agar kedepannya daya saing bangsa Indonesia semakin tinggi disertai dengan kemampuan untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang berdaulat secara politik, bersikari secara ekonomi dan berkpribadian secara budaya, seperti yang tertuang dalam konsep besar Jokowi, yaitu Nawacita dan Trisakti. Sebagian besar konsep Nawacita sudah berjalan, dan ini adalah wujud komitmen Jokowi untuk membangun bangsa.
Bahkan hingga saat ini, bukti nyata Jokowi memang menepati janjinya adalah soal rencana pembangunan 1 juta rumah. Yang mana diketahui saat ini dari rencana 1 juta, 493.000 unit diantaranya sudah dibangun. Dan ini adalah fakta dilapangan yang tak bisa dibantah oleh siapapun juga. Bahkan konsistensi Jokowi untuk menjalankan nawacita yang salah satu poinya berisi pembangunan dimulai dari pinggiran atau desa sudah terealisasi, hal tersebut diperkuat dengan fokus RAPBN 2016 yang lebih banyak memberikan ruang untuk pembagunan desa, yang merupakan komitmen Jokowi membangun Indonesia dari pinggiran.
Selama setahun pertama pemerintahan Jokowi-JK memang tak dapat dipungkiri banhwa yang menjadi penganggu utama pemerintahan Jokowi adalah tak lain disebabkan oleh partai politik. Ironisnya yang menjadi penganggu ini adalah partai pendukung pemerintahan, PDIP termasuk partai pendukung lainnya. Namun, apapun jenis gangguan tersebut, penulis sangat memgharapkan agar Jokowi tetap konsisten dapat mengatasi gangguan tersebut, karena apapun alasannya, pemimpin sejati adalah pemimpin yang mau berjuang mengatasi gangguan, termasuk gangguan dari oposisi. Bahkan, untuk menghindari gangguan-gangguan tersebut, Jokowi bila perlu keluar dari PDIP dan mengikuti jejak politik Ahok, karena jika bicara jujur banyak yang tidak sesuai atau selaras antara Jokowi dan partai pendukungnya terhadap keinginan rakyat. Jokowi harus mampu melepaskan diri dari dominasi partai politik, karena sesungguhnya hal itu akan menganggu jalannya pemerintahan yang sudah cukup baik ini. Jokowi bukanlah pesulap, mari kita tetap optimis untuk menyongsong Indonesia yang lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H