Lihat ke Halaman Asli

Ricky Valdy

Pakar Branding

Analisis Sosial Budaya Terkait Penculikan dan Penganiayaan terhadap Dosen di Pontianak

Diperbarui: 9 Maret 2023   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasus penculikan dan penganiayaan terhadap seorang dosen di Pontianak yang dilakukan oleh tujuh mahasiswa pada tanggal 3 Maret 2023 menjadi perhatian masyarakat luas. 

Kasus ini menimbulkan berbagai perdebatan dan kecaman dari berbagai kalangan, terutama dari segi nilai dan norma sosial budaya. Dalam artikel ini, penulis akan menganalisis kasus ini dari perspektif sosial budaya, dengan berfokus pada nilai dan norma manusia terkait dengan tindakan kekerasan dan kejahatan.

Dalam perspektif sosial budaya, setiap individu dalam masyarakat dianggap mempunyai norma-norma yang harus diikuti agar kehidupan bersama dapat terjaga dengan baik. Norma-norma sosial ini meliputi nilai-nilai yang mengatur cara berpikir, berperilaku, dan bersosialisasi dalam masyarakat. Kekerasan dan kejahatan seperti penculikan dan penganiayaan, sangat bertentangan dengan norma-norma sosial budaya, yang mendorong kehidupan harmonis dan damai.

Menurut hasil pemeriksaan sementara, motif dari para pelaku adalah dendam terhadap korban yang dimiliki oleh pelaku berinisial G. Namun, hingga saat ini masih belum dijelaskan dendam seperti apa yang dimiliki oleh pelaku tersebut. 

Dari sini, dapat diketahui bahwa tindakan pelaku didorong oleh motif pribadi yang bertentangan dengan nilai dan norma sosial budaya. Dalam masyarakat, sikap saling menghargai, saling menghormati, dan saling menjaga keharmonisan sangat ditekankan, sehingga sikap dendam yang memicu tindakan kekerasan menjadi sangat tidak diterima.

Tindakan kekerasan dan kejahatan seperti yang dilakukan oleh pelaku juga bertentangan dengan nilai-nilai moral dan etika. Norma-norma sosial budaya menekankan pada pentingnya etika dan moral dalam kehidupan bersama, yang mencakup sikap-sikap seperti jujur, adil, bertanggung jawab, dan tidak merugikan orang lain. Oleh karena itu, tindakan penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh para pelaku dianggap sangat tidak etis dan tidak moral.

Selain itu, tindakan kekerasan dan kejahatan seperti ini juga dapat menimbulkan trauma dan efek jangka panjang pada korban dan keluarganya. Hal ini sangat bertentangan dengan norma-norma sosial budaya yang mendorong kehidupan damai dan sejahtera dalam masyarakat. Sebagai mahasiswa, seharusnya para pelaku memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai sosial budaya yang menghargai hak asasi manusia dan menghindari tindakan kekerasan.

Konsep-konsep nilai dan norma yang terkait dengan kasus ini adalah konsep tentang rasa hormat dan penghargaan terhadap individu, kekerasan dan tindakan kriminal yang merugikan orang lain, dan tanggung jawab moral sebagai anggota masyarakat.

Dalam perspektif sosial budaya, nilai dan norma adalah konsep-konsep abstrak yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. Nilai adalah prinsip-prinsip yang dianggap penting dan dianut oleh masyarakat, sedangkan norma adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. 

Dalam kasus penculikan dan penganiayaan yang dilakukan oleh para mahasiswa terhadap dosen, terdapat pelanggaran terhadap nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat.

Pertama, kasus ini melibatkan pelanggaran terhadap rasa hormat dan penghargaan terhadap individu. Dalam masyarakat, rasa hormat dan penghargaan terhadap individu dianggap penting, terutama terhadap mereka yang memiliki posisi atau jabatan tertentu. Dosen adalah salah satu profesi yang dihormati dan dihargai dalam masyarakat, karena memiliki peran penting dalam mendidik dan membentuk generasi muda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline