Halo para pembaca kompasiana sekalian! Pernah nggak sih kalian punya pohon terus ditebang. Nah, beberapa tahun setelah ditebang, tumbuh lagi sebuah pohon dari tunggul pohon bekas tebangan tersebut? Penulis mempunyai sebuah pohon belimbing di halaman belakang rumah. Pohon belimbing itu sangt besar, hingga sudah menghalangi pemandangan halaman belakang saya.
Keluarga saya sebenarnya juga tidak terlalu suka maka buah belimbing, termasuk saya. Akhirnya keluarga saya memustuskan menebang pohon tersebut. Pohon tersebut ditebang hampir rata dengan tanah, dengan sedikit tunggul pohon yang mencuat. Beberapa bulan kemudian, tumbuh ranting-ranting kecil dan daun. Kemudian, ranting tersebut tumbuh dan membentuk pohon yang hampir serupa dengan pendahuunya. Kok bisa begitu ya? apa masih ada sisa-sisa kehidupan di dalam pohon yang sudah ditebang tersebut?
Kali ini kita bakalan ngebahas tentang jaringan pada tumbuhan. Setelah sebelumnya saya sudah membahas mengenai sel, kali ini kita masuk ke dalam bagian yang lebih kompleks lagi yaitu jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Pada masa-masa pembentukan awal, semua sel akan bersifat (melakukan pembelahan), akan tetapi pada tahap berikutnya, sel-sel meristem ini ada yang bertumbuh dan meiliki fungsi tertentu (spesialisasi) sehingga sel-sel itu tidak dapat membelah lagi. Kumpulan sel-sel yang tidak dapat membelah lagi dan punya spesialisasi tersebut bernama jaringan dewasa. Sehingga secara garis besar, jaringan dapat dibagi menjadi 2 jenis, jaringan meristem (embrional) dan jaringan permanen
Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel-selnya masih aktif melakukan pembelahan, sehingga jaringan terjadi pertambahan volume. Jaringan meristem memiliki ciri aktif membelah, banyak sitoplasma, ukuran sel kecil, nukleus besar (karena menyimpan DNA), organel lain seperti vakuola kecil bahkan tidak ada.
Berdasarkan letaknya dalam tubuh, jaringan meristem dapat dibagi menjadi 3, yaitu meristem apikal, meristem interkaler, dan meristem lateral. Meristem apikal merupakan jaringan yang terdapat pada ujung batang dan akar. Meristem interkalar merupakan jaringan yang terdapat diantara jaringan dewasa. Sedangkan meristem lateral merupakan jaringan yang terdapat di korteks batang.
Berdasarkan asal terbentuknya, jarinngan meristem dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu jaringan meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer merupakan jaringan yang memiliki sel yang masih aktif membelah. Pada umunya jaringan ini terdapat di ujung-ujung. Jaringan ini bertanggung jawab untuk pertumbuhan primer, yaitu pertambahan panjang pada batang dan akar. Sedangkan meristem sekunder merupakan jaringan yang memiliki sel-sel dewasa yang sifatnya berubah menjadi meristematik. Jaringan ini bertanggung jawab untu pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan ke samping, biasanya terjadi pada batang dan akar. Salah satu contohnya adalah kambium, lapisan sel-sel yang masih aktif di antara pembuluh xilem dan floem pada tanaman dikotil.
Setelah mengetahui tentang jaringan meristem, langsung saja kita masuk ke jaringan permanen/dewasa. Jaringan permanen merupakan jaringan yang berasal dari hasil pembelahan sel-sel meristem yang kemudian terdiferensiasi dan memiliki bentuk sesuai dengan fungsi jaringannya. Jadi, pada dasarnya jaringan permanen berupa jaringan yang sudah tidak dapa membelah lagi (nonmeristematik).
Jaringan permanen sendiri dibagi menjadi 4, yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan vaskuler, dan jaringan gabus (felogen). Jaringan pelindung itu berupa jaringan epidermis yang tersusun dari sel-sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan, sehingga dinamakan jaringan pelindung. Jaringan ini dapat berkembang dan dimodifikasi menjadi alat-alat tambahan lain (derivat). Jaringan dasar merupakan jaringan yang terbentuk dari berbagai bentuk morfologi. Jaringan ini bertanggung jawab dalam bentuk morfologi tumbuhan. Jaringan dasar sendiri terdiri dari 2 macam, jaringan pengisi/parenkim dan jaringan penyokong. Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang dapat dijumpai hampir diseluruh tubuh tumbuhan. Sedangkan jaringan penyokong/penguat adalah jaringan yang hanya menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Berdasarkan sifatnya, jaringan ini dibagi menjadi 2 macam, jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan jaringan sklerenkim berupa sel-sel mati. Kemudian jaringan pengangkut, jaringan pengangkut adalah jaringanyang berfungsi mengangkut air dan mineral serta hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut ada 2 macam, xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Jaringan terakhir, jaringan gabus merupakan jaringan yang berfungsi dalam perlindungan agar jaringan yang berada dibawah nya tidak kehabisan air. Tersusun oleh sel - sel yang mati dan hidup. Jaringan gabus terbentuk oleh Kambium Gabus (Felogen) yang terletak di bawah epidermis. Aktivitas kambium gabus kearah luar menghasilkan Lapisan Gabus (Felem) yang tersusun oleh sel-sel mati, dan kearah dalam menghasilkan Parenkim Gabus (Feloderm) yang tersusun oleh sel-sel hidup.
Nah, sekarang setelah kita tahu dulu apa itu jaringan pada tumbuhan dan jenis-jenisnya. Saya mau membahas topik kali ini, bisa tidak jaringan permanen menjadi meristematis kembali. Pada dasarnya, jaringan permanen merupakan jaringan meristem yang kemudian berdiferensiasi mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya. Dengan kata lain, pada umumnya jaringan parenkim yang terdiri dari jaringan epidermis, dasar, vaskuler, dan gabus tidak dapat bersifat meristematis lagi, bertumbuh, atau aktif berkembang.
Pada awalnya, teknik kultur jaringan ini sudah dikenal sejak tahun 1898 yang dipopulerkan oleh botanis Austria, Gottlieb Haberlandt. Beliau menemukan bahwa jika tumbuhan diambil sebagian jaringan meristemnya dan ditanam dengan medium nutrien terkontrol akan bertumbuh menjadi tumbuhan utuh. Tapi ia hanya dapat menemukan teknik kultur jaringan dengan eksplan jaringan meristem yang kemudian dikenal dengan nama meristem culture.