AIR MATA DARAH
Oleh Ricky
Bilamana taman bunga, tanpa bunga
Pelukis senja, melukis lukisan cinta
Gumam memandang alam tanpa pelita
Ibarat cinta, tanpa segelas air mata
Pabila buta melihat, bisakah membaca aksara
Bisakah penyair, mahir memainkan jemari pena?
Engkau katakan pena itu tinta
Hanya netra nan mampu membaca, tanpa hati pun bisa
Lalu, dimana kekata hati?
Pabila hanya air mata nan mampu mengupas cerita
Di depan mata, terpesona ungkapan rahasia makna
Di akhir cerita, terjungkal jurang derita
Duh.. kasihan bola mata
Terlampau banyak meneguk sari makna
Akhirnya tumpah ruah di jagat kisah
Menjadi segumpal bulir air mata darah.
Surabaya, 16/02/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H