Lihat ke Halaman Asli

Pembunuh Generasi Penerus

Diperbarui: 29 Februari 2016   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Manis rasanya,bentuk lucu mengoda hasrat,warna memikat hati dengan harga yang cocok dikantong bocah kecil.Terlihat dimana-mana membutakan mata  pejuang cilik bangsa.Apa lagi yang bisa ditawarkan kepada pejuang kecilyang tak mengerti apa-apa, hanya bisa menerima apa yang diberikan kepadanya.Menjadikan sekolah sebagai tempat sasaran utama kejahatan keji, penjual penjual cemilan ini banyak menjual dagangannya kepada anak kecil. Kewaspadaan seorang ayah atau ibu akan kembali di test dalam mengawasi anaknya,diakibatkan oleh makanan yang bisa dibeli dengan sangat mudah oleh anak-anak ketika tidak dalam pengawasaan orang tua mereka.Apa yang membuat bahaya? Jawaban mudah yaitu zat kimia.

Pengawet,pemanis buatan dan pewarna tekstil merupakan contoh kecil dari bahan-bahan terlarang yang seharusnya tidak boleh dicampurkan kedalam makanan tersebut, tetapi jika kita lihat dari realita yang terjadi, hampir semua jajanan anak anak di Indonesia mengandung zat kimia berbahaya. Gangguan organ tubuh merupakan bagian kecil dari dampak buruk cemilan “pembunuh” ini yang sampai bisa berakibat fatal seperti kanker, komplikasi organ dan lain-lain.

Dilihat dari sudut pandang lain,terdapat masalah yang lebih serius yaitu yang di targetkan bukan orang dewasa tetapi anak anak kecil generasi penerus bangsa Indonesia, pasti tidak ada yang ingin anaknya sendiri menjadi “cacat” hanya karena mengemil cemilan yang dijual luar sekolah.Siapa yang harus disalahkan ketika sudah terlambat? Penjual atau orang tua atau anaknya sendiri? Kita sulit untuk menyalahkan anak kecil karena kepolosan dan ketidaktahuan mereka jadi menurut saya yang seharusnya dipersalahkan disini merupakan penjualnya, kenapa? Karena permasalahan muncul dari cemilan yang dijual oleh penjual tersebut. Alasan apakah yang membuat para penjual memakai bahan tersebut? Mahalnya bahan asli dan pencarian keuntungan maksimum mungkin merupakan jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini.

Pemerintah telah berusaha dalam pengurangan dan pengraziaan penjual-penjual seperti ini dan dalam hal pengstabilan harga pasar nasional.Usaha ini merupakan tindakan sia-sia karena penjual tak ada matinya, jadi bisa dimulai dari mana tindakan kecil kita? Kesadaran dini seorang orang tua dalam mengseleksi apa yang bagus dimakan oleh buah hati tersayang. Pejuang-pejuang cilik ini merupakan penerus kita di kelak hari depan menyongsong datang,akan sayang untuk disia-siakan sejak dini hari.Jaga Anak Jaga Generasi Muda!!   –Ricky.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline