Tulisan ini juga dimuat di rickybrahmana.com
John, seorang pengacara muda. Selama lima tahun bekerja dia sudah memenangkan ratusan kasus, kecil, besar, rumit, sederhana – segala macam. Suatu hari dia bilang, “aku mau menulis novel, tentang seorang pengacara hebat yang semuanya kutulis dari pengalaman pribadiku.” Dalam bayangannya, menulis buku tentang pengalaman pribadinya akan mudah dan menyenangkan. Dia membayangkan akan menyelesaikan bukunya dalam waktu dekat, diterbitkan, terjual satu juta copy, jadi trending topic di Twitter, diundang di Bukan Empat Mata, Hitam Putih, Kick Andy dan dia akan menjadi terkenal. Dia membayangkan dirinya menjadi penulis yang kaya, dan terkenal.
Dua bulan kemudian, bukunya selesai, dicetak, diterbitkan dan terjual 3 copy. Satu untuk dia sendiri, satu untuk pacarnya dan satu untuk temannya. Dan sudah, kisah bukunya berakhir sampai disana. Apa yang salah?
Tidak ada yang salah.
Hanya saja, tidak ada orang yang bisa kaya dan terkenal setelah menulis sebuah buku.
J.K Rowling, penulis dan pencipta Harry Potter menjadi kaya bukan dari hasil penjualan bukunya. Anggaplah bukunya terjual sepuluh juta copy, dan dia mendapatkan royalti 20% dari harga bukunya. Dia mendapat 20.000 per buku, berarti dua ratus juta. Jumlah itu pun tidak didapatkannya dalam sebulan apalagi dengan buku pertamanya yang belum dikenal orang. Dan dua ratus juta belum membuat seseorang menjadi kaya dan terkenal.
Jadi apa sebenarnya yang membuat J.K Rowling, Dennis Lehane, James Patterson, John Grisham dan penulis lainnya kaya dan terkenal? Jawabannya, kontrak film, penjualan merchandise, mengisi seminar dan pertemuan sosial lainnya yang semuanya itu MEMANG berawal dari menulis sebuah buku. Tapi untuk jadi kaya, HANYA dengan menulis buku, itu mustahil.
**
Berbeda dengan pandangan umum, orang yang sudah terkenal akan lebih mudah untuk menjadi lebih terkenal setelah bukunya diterbitkan. “Bukunya,” dalam hal ini tidak harus buku yang ditulis oleh mereka, tapi bisa saja buku yang ditulis atas nama mereka dengan bantuan ghost writer atau buku tentang mereka yang ditulis orang-orang yang peduli atau bisa saja dibayar untuk membuat semacam biografi. Buktinya, dua tahun terakhir ini tokoh-tokoh di negara ini ikut-ikutan latah membuat biografi menyusul kesuksesan Presiden Habibie yang kisah hidupnya dibukukan dan dijadikan film.
Orang-orang kaya dan terkenal tidak peduli buku mereka laku atau tidak. Buku tentang atau oleh mereka hanya tambahan eksistensi mereka di dunia literasi dan memakukan sejarah lembaran-lembaran buku dan daftar ISBN.
Banyak orang yang menulis dengan tujuan utama untuk menjadikan bukunya sebagai sumber penghasilan. Orang-orang ini pada akhirnya gagal dan sulit untuk mendapatkan panggilan menulis lagi karena memang sejak awal tujuan menulisnya pun sudah salah. Orang-orang ini di awal menulisnya akan banyak sekali membeli buku-buku “cara menulis novel,” “meraup uang lewat menulis buku,” “menulis buku untuk pemula,” atau semacamnya, dan kemudian menghabiskan waktunya membaca tutorial di internet atau mengikuti kursus penulisan.
Cepat atau lambat, mereka pasti bisa menulis sebuah buku. Tapi apakah buku itu akan menjadi buku yang luar biasa? meh!