Lihat ke Halaman Asli

Ceria Sore Hari #2: Pelihar.aan dan Teman Sepermainan

Diperbarui: 7 April 2018   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu hari setelah kepulangan Maman yang kedua kalinya, tidak biasanya pagi itu bapaknya Maman berolahraga. Ditemani dengan kudanil peliharaannya, ia berlari-lari kecil mengelilingi kolam yang berada tepat di belakang rumah. Setengah jam berlalu Maman datang menghampiri.

"Tumben banget pak olahraga? Biasanya juga baru mau tidur, lagi." Maman mengawali perbincangan antara anak dan bapak pagi itu.

"Nak, olahraga itu baik bagi tubuh. Olahraga bukan soal mau atau tidaka, tapi sebuah kebutuhan." Tandas bapaknya Maman tersebut sambil mengayun-ngayunkan stik golfnya.

"kayanya bapak ini udah mulai inget umur sendiri ya pak." Maman menimpali.

"Ngomong apa sih kamu Man, ga nyambung. Nah, nah, buka sikit lagi dolf!" Teriak Bapaknya Maman kepada peliharaannya. 

Kudanil itu merupakan peliharaan bapaknya Maman sejak Maman kecil. Meski Maman kurang menyukai hewan itu tapi dia tidak bisa menolak keinginan sang ayah untuk menyalurkan hasratnya. Bapaknya Maman sering sekali mengajak peliharannya bermain. Apapun permainannya mereka berdua selalu terlihat bahagia. Termasuk pagi itu ketika Bapaknya Maman mengajak kudanil itu bermain Golf. Salah satu momen kebahagiaan itu muncul pada waktu kudanil berwarna coklat bergigi putih membuka mulutnya lebar-lebar dengan diikuti oleh sepasang tangan yang mulai keriput mengayun-ngayunkan tongkat golfnya, dan kemudian melempar benda tersebut ke dalam mulut hewan itu.

"Haaahhh, Aku tuh heran deh Man. Makin hari makin berkurang aja berat badan si Adolf ini." Kata Bapaknya Maman.

"Ya pantaslah wong makanannya tongkat." Celoteh Maman dalam hati.

"Coba deh pak kasih makan keju aja. Maman juga naik kiloan abis makan keju mulu di kosan."

"Yaudah nanti kasih deh sama bapak. Tapi bekal kamu bapak kurangi lagi ya nak." 

"Asyem. Dulu tongkat sekarang gara-gara keju. Untung mamakku baik hati." Kata Maman dalam hati lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline