Lihat ke Halaman Asli

Lamb of God: Membuat Hammeronic Begitu Terasa Buruk!

Diperbarui: 28 Maret 2017   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Wow,anjirr.” Itu kata-kata yang mungkin saya terbenak dalam kepala saya ketika untuk pertama kalinya membaca dan melihat pengumuman resmi dari hammersonic mengenai siapa yang akan menjadi headliner mereka tahun itu. Saya pun langsung menghubungi teman-teman yang sudah lama tidak bersenda gurau bersama akibat kepentingan hidup masing-masing. “cs nonton hammersonic moal?” tanya saya lewat sosial messenger. Tidak banyak memang teman saya. 

Saya hanya menguhubungi tiga orang saja yang memang saya rasa mereka yang paling dahulu pantas untuk saya ajak. Dan ketiganya, ada yang menolak langsung dengan alasan sudah tak ada hasrat dan juga masalah di ongkos, ada juga yang hanya sebatas punya keinginan kesana tapi tidak dibarengi semangat. Sempat saya membujuk. “ Lamb of God yeuh cs. iraha deui sok?” tapi hasilnya nihil. Sebenernanya saya juga mengirim Screenshot berita event tersebut kepada kakak saya. Yah tapi yang namanya sudah kerja kantoran pasti sangat sulit meluangkan waktu apalagi venue yang bertempat di Jakarta. Kalau di Bandung mungkin masih terkejar (mungkin). Atau juga dia sudah merasa tua hahaha.

Dan akhirnya saya pun bertekad datang kesana meski datang sendirian. Haha keputusan itu dengan pertimbangan harga tiket yang masih bisa terkejar dan waktu yang tidak terlalu dekat dengan kegiatan penting di kampus. Saya pun membeli tiket ketika tiket pre-sale mendekati akhir batas waktu pembelian. Takutnya kalau dari jauh hari, datang acara baru yang kemungkinan tidak bisa ditinggalkan.

Tiket pun didapat. Sekitar 250ribuan, saya lupa tepatnya. Dengan agak rapih saya menyimpannya. Barang yang dirasa berharga waktu itu. Kalau terjadi sesuatu (rusak atau hilang ataupun keduanya, hilanglah kesempatan nonton salah satu band favorit nih, udah gitu hilang pula duit bekal buat dua minggu di kosan hahaha.

Selanjutnya yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya untuk datang kesana. Yang pertama terpikirkan pasti datang sendiri pakai jasa angkutan umum. Dan setelah itu belum hadir jawaban lain selain memakai jasa tersebut.

Waktu berlalu dengan biasanya. Ketika hari itu pun kian dekat, orang-orang di media sosial pun semakin ramai membicarakan acara tahunan salah satu festival musik kenamaan di Indonesia tersebut. Fenomena itu dibarengi juga dengan munculnya beberapa jasa travel yang disediakan untuk mengangkut para anak metal Bandung dan sekitarnya menuju venue dimana acara tersebut diselenggarakan. Saya pun memilih jasa travel yang bekerjasama dengan salah satu toko  merchandise terkenal di Bandung, Riotic store yang berada di jalan Sumbawa. Di tempat itu pula saya dapatkan tiket. Saya lupa harganya, mungkin kalau tidak salah sekitar Rp. 150.000. termasuk bonus makanan ringan yang makannya dengan cara estafet dari orang yang duduk di depan lalu ke belakang sampai habis satu bungkus plastik besar dan ngaret sekitar satu atau dua jam saya lupa.

Pada hari H, saya pun berangkat menggunakan Bis yang sudah disiapkan dekat kampus Unisba. Waktu yang ditempuh dari Bandung ke Senayan kurang lebih tiga jam tanpa hujan dan hanya macet sedikit sebelum masuk dan keluar pintu tol, meskipun jadwal keberangkatan yang ngarét sampai satu jam yang membuat saya melewatkan penampilan dari Nectura.

Sesampainya di area venue, ini untuk pertama kalinya berada di area dekat stadion kebanggan Indonesia, Gelora Bung Karno yang memiliki magis tersendiri itu.

Waktu menunjukan pukul dua siang ketika saya tiba di lokasi. Area tersebut sudah penuh oleh para metalhead dari seluruh Indonesia. Bahkan tak jarang terlihat metalhead asal luar yang sepertinya dating untuk turut serta memeriahkan salah satu hajatan metal terbesar se-asean ini.

Tidak seperti venue-venue di bandung yang tidak perlu memerlukan waktu berlebih untuk berjalan dari area parkir menuju arena moshpit, di komplek GBK ini  harus perlu beberapa menit untuk langsung berhadapan dengan Stage, meskipun sebernanya tidak terlalu jauh sih.

Tidak seperti yang lain, saya cukup langsung menuju tempat pengecekan tiket karena saya tidak membeli di Indomaret. Tengkiu Riotic, melenggang bebas deh tanpa perlu menukarkan tiket.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline