Lihat ke Halaman Asli

Riki

Freelancer

Konsep Ilmu Fisika pada Sayap Burung ketika Terbang

Diperbarui: 14 Juli 2024   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Gambar Burung Merpati. Sumber: pickini.blogspot.com

Oleh: Riki

Burung (Aves) merupakan salah satu yang tergolong dalam keluarga hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki sayap dan beberapa spesies burung tubuhnya ditumbuhi bulu. Burung merupakan hewan yang bisa terbang di langit, namun ada beberapa jenis burung yang tidak mempunyai kemapuan terbang tersebut. Berdasarkan sumber referensi yang saya baca telah tercatat 8.800 - 10.200 spesies burung yang tersebar di seluruh dunia.

Berbagai spesies burung pada umumnya memiliki bentuk sayap yang berbeda - beda satu sama lain. Bentuk sayap burung yang berbeda - beda memengaruhi aerodinamika ketika terbang sehingga cara terbang tiap - tiap burung juga berbeda - beda. Cara terbang burung yang berbeda - beda dapat berhubungan dengan konsep ilmu fisika yaitu pengaturan energi yang digunakan oleh burung tersebut.

Pada artikel ini kita akan mempelajari prinsip kerja sayap burung berdasarkan konsep ilmu fisika. Serta mengetahui keuntungan formasi bentuk V pada saat burung terbang berkelompok. Dengan artikel ini, dibuat sebagai bentuk untuk menambah wawasan kita mengenai burung lebih dalam lagi dan penerapan konsep ilmu fisika yang berhubungan langsung dengan makhluk hidup.

Coba Anda perhatikan dengan seksama pada foto, gambar maupun pengamatan secara langsung kelompok burung (unggas) ketika sedang terbang secara berkelompok di langit. Walaupun spesies burungnya berbeda, namun satu hal yang sama pada kelompok burung (unggas) tersebut yaitu terbang dengan membentuk formasi huruf V seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. Kawanan Burung Terbang Membentuk Formasi Huruf "V". Sumber: www.andaikata.com

Dengan cara terbang tersebut dapat dijelaskan menggunakan konsep ilmu fisika. Ketika burung mengepakkan sayapnya terjadi gaya angkat atau disebut lift force. Hal ini terjadi akibat dari burung menekan udara ke arah bawah lewat kepakan sayapnya, lalu udara akan menekan balik dan mendorong burung agar tidak jatuh ke tanah. 

Pada saat itu pula muncul pusaran udara di tiap - tiap ujung sayapnya. Akibatnya, udara yang berada tepat di belakang burung akan terdorong ke arah bawah. Sementara itu udara pada sisi samping dan belakang burung akan terdorong ke arah atas.

Dengan memanfaatkan cara terbang seperti itu, kawanan burung tersebut dapat menghemat energi pada saat terbang namun pada burung terdepan akan mengeluarkan energi lebih banyak. Ketika burung terdepan sudah kelelahan, burung yang berada di belakangnya akan bertukar posisi dan memimpin formasi terbang kawanannya.

Hal tersebut akan dilakukan secara terus menerus pada tiap burung yang ada di formasi tersebut. Pernyataan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Bernhard Voelkl et.al (2015) dalam Jurnal National Academy of Science.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline