Lihat ke Halaman Asli

Ricky OktavianPerdana

Universitas Jember

Pemberdayaan UMKM Tempe "Bapak Ripen" melalui Pelatihan dan Pengembangan Inovasi Produk

Diperbarui: 30 Agustus 2021   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ricky Oktavian Perdana Putra, Mahasiswa Universitas Jember yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village 3, Kelompok 18 di Desa Petung, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. KKN Back To Village 3 adalah mata kuliah yang bertujuan untuk memberikan pengabdian dan pemberdayaan UMKM yang dijalani masyarakat oleh mahasiswa. Di masa Pandemi Covid-19, Universitas Jember memberikan kesempatan kepada mahasiswa semester menengah untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di daerahnya sendiri melalui program KKN Back to Village. Pandemi Covid-19 ini memberikan efek yang sangat besar terhadap pelaku usaha UMKM, oleh karena itu Saya selaku mahasiswa KKN BTV 3 memberikan sosialisasi dan pelatihan terkait pentingnya brand/merk produk serta inovasi pengembangan produk untuk mengoptimalkan penjualan di masa Pandemi Covid-19.

Dalam kesempatan ini tepatnya pada Minggu ke-3, KKN BTV 3, Penulis mengadakan berbagai kegiatan pendampingan bersama sasaran serta memberikan pelatihan tentang pentingnya brand/merk produk serta inovasi pengembangan produk untuk mengoptimalkan penjualan di Masa Pandemi Covid-19.  Dalam program kerja ini, Penulis memberikan sosialisasi, pelatihan tentang pentingnya brand/merk produk sebagai identitas produk. Pemberian materi tentang brand/merk produk dilaksanakan bersama sasaran dan langsung mempraktikkan menggunakan aplikasi Canva untuk membuat Logo dari usaha tempe tersebut

stiker-1-612c9c0b010190321b6c3f62.jpg

Logo ini nantinya diprint sebagai stiker lalu ditempelkan pada kemasan tempe tersebut. Setelah memberikan pelatihan brand/merk kemudian memberikan pelatihan tentang pengolahan tempe yang lebih inovatif. Pada kali ini Penulis mencoba mempraktekkan pengolahan tempe baru yang awalnya tempe mentah menjadi Nugget Tempe serta memberi pendampingan dalam mempraktekkan olahan Nugget Tempe. Pelatihan tersebut dilakukan kepada UMKM secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Setelah selesai dilakukan kegiatan tersebut, kemudian dilakukan evaluasi dengan mitra sasaran dan pelaporan terhadap kegiatan KKN yang telah dilaksanakan.

untitled1-612c9cac01019047b107e042.jpg

Tempe mentah ini awalnya hanya dipasarkan dengan cara keliling atau dijual dipasar Rambi. Seiring berkembangnya produk menjadi nugget tempe ini nantinya akan berpengaruh pada segmentasi pasar yang dituju, sehingga nantinya nugget tempe ini akan ditawarkan ke pasaran serta menitipkan ke warung -- warung sekitar sasaran sesuai dengan segmentasi pasar yang meningkat.

nugget-tempe-612c9c9531a2871744087742.jpg

Dengan adanya pelatihan brand/merk dan pengembangan inovasi produk ini, Penulis berharap akan meningkatkan penjualan di masa pandemi. Yang mana akibat dari pandemi ini berdampak terhadap semua aspek, salah satunya adalah aspek perekonomian dan UMKM.  Dan juga dapat menambah pengetahuan Bapak Samsul Arifin dan Ibu Solehati sebagai pelaku UMKM Tempe di Desa Petung, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline