Lihat ke Halaman Asli

Learn From Experince: Pembelajaran Berbasis Project Based Learning dalam Pembuatan Yogurt bersama Siswa Kelas X-2 SMAN 2 Pare

Diperbarui: 14 Desember 2023   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ESAI PENGALAMAN MENGIKUTI ASISTENSI MENGAJAR 

                                                                            

Kegiatan Asistensi Mengajar merupakan salah satu program MBKM yang dirancang Universitas Negeri Malang sebagai Implementasi Kampus Merdeka di UM dengan pembelajaran dilakukan diluar kampus.  Melalui kegiatan Asistensi Mengajar ini mahasiswa mendapat pengalaman praktik mengajar di satuan pendidikan yang bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan di bidang keguruan. Kegiatan asistensi mengajar di satuan pendidikan dilakukan mahasiswa secara kolaboratif di bawah bimbingan guru dan dosen pembimbing di satuan pendidikan formal. Dimana kegaiatan asistensi mengajar ini  tidak hanya berfokus pada mengembangkan dan menempa ilmu yang telah dipelajari selama menjalani perkuliahan, tetapi juga ada kegiatan akademik juga terdapat kegiatan non-akademik, dan kegiatan yang berkaitan dengan administrasi sekolah.

Kegiatan Asistensi Mengajar di sekolah dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2023 -- 2 Desember 2023. Penulis berkesempatan mengikuti kegiatan asistensi mengajar di SMA Negeri 2 pare dimana jarak rumah penulis dengan sekolah kurang lebih 40 menit. Di awal kegiatan penulis melaksanakan observasi langsung di sekolah. Kegiatan observasi ini meliputi pengenalan lingkungan sekolah, kegiatan akademik seperti kurikulum yang digunakan, peraturan dan tata tertib di SMA Negeri 2 pare. Penulis menjalani kegiatan asistensi mengajar di SMA Negeri 2 pare selama 4 bulan, dimana kegiatan yang penulis lakukan diantaranya melaksanakan kegiatan belajar-mengajar  yang terdiri dari kegiatan akademik yaitu kegiatan pembelajaran di kelas dan pendampingan kegiatan profil pemuda pancasila (P5),dan menggantikan guru mengajar. Kemudian untuk kegiatan non akademik seperti lomba infografis, seleksi OSN biologi ,pengelolaan laboratorium biologi, kegiatan dan kegiatan rutin sekolah serta kegiatan administrasi yang berhubungan dengan membantu pelaksanaan kegiatan administrasi seperti piket tata usaha dan morning motivation. 

Dalam kegiatan asistensi mengajar ini penulis lebih banyak melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, dengan berbagai model dan metode penulis terapkan di dalam pembelajaran.  salah satu yang ingin penulis bahas pada kesempatan ini  yaitu pembelajaran dengan model project based learning dalam pembuatan yogurt pada materi pokok bahasan bioteknologi di kelas X. Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis menerapkan melalui tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Dalam materi bahasan bioteknologi, penulis memilih model project based learning (PJBL) karena terdapat praktikum bioteknologi konvensional  pembuatan yogurt yang dijadikan sebagai projek secara berkelompok. Dalam proyek ini siswa membuat yogurt dengan bahan yang digunakan yaitu ultra milk full cream (atau susu segar), 1000 ml, plain yoghurt, dan perasa atau pemanis misalnya sirup gula, rasa strawberry, durian atau lainnya. Selama proyek ini penulis menginstruksikan untuk memberi perlakukan berbeda beda di setiap kelompok, perlakuan yang diberikan yaitu  fermentasi selama 10 jam, 12 jam dan 24 jam. Di Samping anak anak kelas X-2 membuat yogurt di rumah masing masing secara berkelompok, penulis bersama teman satu prodi lainya juga mencoba untuk membuat yogurt untuk mengantisipasi kemungkinan kemungkinan yang terjadi pada saat praktik membuat yogurt dan nantinya juga bisa menganalisisnya bersama sama dengan siswa.

Produk yogurt yang telah dibuat oleh siswa kelas X-2  dipresentasikan hasilnya kemudian penulis dan beberapa mahasiswa AM lainya memberikan komentar,saran dan masukan terhadap produk yogurt yang telah dibuat. Dari hasil pembuatan ternyata ditemukan beberapa hal seperti ada yang fermentasinya 10 jam namun rasanya sudah asam dan bentuknya kental kemudian ada yang hasil pembuatan yogurt berhasil secara sempurna dari tekstur dan rasa  pada waktu fermentasi 12 jam. Ada pula yang belum berhasil dalam pembuatanya dimana tekstur yogurt yang masih cair. Setelah melaksanakan presentasi produk, penulis  bersama siswa menganalisis perbedaan hasil yogurt dengan fermentasi selama 10 jam, 12 jam dan 24 jam. Dan berdiskusi apa penyebab perbedaan hasil yogurt yang mungkin disebabkan faktor faktor dalam proses pembuatanya seperti tempat penyimpananya, kain atau penutupnya yang kurang rapat sehingga dalam proses fermentasinya kurang steril. Kemudian di akhir pembelajaran siswa melaksanakan refleksi bersama terkait pembelajaran yang telah didapatkan dari penerapan bioteknologi konvensional yaitu pembuatan yogurt. Selama kegiatan pembelajaran berbasis project based learning dalam pembuatan yogurt penulis melihat siswa siswa kelas X-2 sangat antusias dan aktif dalam proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran hal tersebut dapat dilihat kegigihan mereka dalam mencoba dan terus mencoba dalam membuat yogurt agar berhasil kemudian mereka juga aktif bertanya dan selain itu terlihat juga  dari produk pembuatan yogurt yang hasilnya enak dan sesuai yaitu rasa nya asam,aroma harum, teksturnya kental dan tidak berlendir. Disamping itu siswa juga disiapkan LKPD atau lembar kerja peserta didik dalam pembuatan laporan dalam LKPD tersebut juga terdapat pertanyaan terkait pembuatan yogurt yaitu data dan hasil, prosesnya pembuatanya ,kemudian bakteri yang berperan, dan alasan Mengapa pemanasan susu tidak boleh sampai mendidih. Dari hasil pengerjaan LKPD penulis melihat siswa sudah mampu menjawab pertanyaan yang muncul selama proses pembuatan yogurt.

Dokumentasi Pribadi,2023

Banyak sekali pengalaman yang penulis dapatkan selama kegiatan pembelajaran di kelas yang dapat penulis jadikan pelajaran dan tentunya refleksi bagi penulis. Secara keseluruhan project pembuatan yogurt sudah berhasil dilakukan dengan baik. Penulis berusaha dengan maksimal untuk mempersiapkan pembelajaran agar penyampaian materi tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa, penulis juga mempelajari kembali materi materi biologi SMA dan sebelum praktikum penulis juga belajar membuat yogurt yang baik sebelum mengajarkan ke siswa. 

Belajar  dari pengalaman, banyak orang mengatakan pengalaman merupakan guru terbaik, Penulis sangat sepakat dengan itu karena setelah penulis terjun langsung di dunia lapangan penulis menjadi tahu mempraktekkan teori tidak semudah yang terpikir, banyak hal yang memang tidak bisa dilakukan secara teori, dalam prakteknya butuh penyesuaian -- penyesuaian. Salah satunya cara mengelola kelas dan pengorganisasian siswa yang secara teori terlihat mudah diterapkan ternyata secara praktik banyak hal yang harus dipelajari kembali.  Dari pengalaman mengikuti kegiatan ini begitu banyak hal berharga yang penulis dapatkan sehingga penulis sangat bersyukur mengikuti kegiatan asistensi mengajar ini, Kedepannya penulis ingin banyak melakukan perbaikan dan pengembangan diri lebih baik lagi  dengan harapan ingin menjadi guru yang terampil,kompeten,dan berkontribusi terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia.

Asistensi Mengajar SMAN 2 Pare (dokpri)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline