Lihat ke Halaman Asli

Klenikis Krisis

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ajaran Islam memerintahkan umatnya
untuk beriman pada hal yang
ghaib telah diselewengkan.
Benihnya dari umat Islam sendiri,
unsur diluar Islam hanya
menyuburkan saja. Ghaib
dipahami sebagai klenik… ini
genah ngawur. Klenik itu
takhayul, takhayul itu khayal,
khayal itu fiktif, fiktif itu bukan
fakta… tak pantas diyakini.

Sementara hal yang ghaib yang
harus diimani itu nyata, riil, dan
keberadaannya pasti. Masyarakat
bahkan tak mampu membedakan
mana yang fiktif & mana yang nyata-nyata ada.

Satu contoh lagi penglenikan
yang njelehi adalah mitos malam
Jum’at. Jum’at adalah sayidul
ayyam. Rajanya hari, hari
beribadahnya umat islam. Hah!! kok
hari raya baik begitu malah
diwarnai dengan cerita-cerita
pating klenyit ra nggenah?.
Herannya umat Islam ngemplok
bulet-bulet hal itu tanpa dicerna.
Seakan ya memang begitulah
keadaannya.

Kebodohan yang sudah masuk
kategori jahil murokab itu
seringkali malah didukung
dengan kata-kata, “Itulah tradisi
adiluhung, yang pantas
dilestarikan, karena merupakan
warisan peninggalan nenek
moyang yang berharga.”

Di era kapitalisme seperti saat ini,
tradisi klenik merupakan aset.
Bisa meraup banyak dolar. Maka
dibangkitkanlah kejahilan-
kejahilan yang sudah terpendam,
dimunculkan ke permukaan demi
menarik doku dari sakunya turis
nudis yang royal dollar. Dengan
bangganya si anak pribumi
bilang, “Inilah budaya luhur kami
mister.”

Di saat bangsanya si bule bangun
dari terlelapnya di dunia gelap
mereka, bangsa ini malah
kembali terlelap di dunia gelap
masa lalunya yang klenik. Si bule
sudah asyik ngelus-elus rudal
berkepala nuklir, si klenik masih
asyik njamasi pusaka Keris kyai
Gemblung, dimandiin, dikasih
minyak wangi takut si keris
ngamuk kalo gak dimandiin. Si
bule telah menjelajah melanglang
angkasa, si klenik masih asyik
ngoprek kubur, nyuri kain kafan,
m*k*n d*g*ng may*t, maling iket
pocong… dlsb.

Yang parah, di saat si bule
bersatu padu dalam Uni Bule, si
klenik berpecah belah dalam
puluhan bahkan ratusan aliran,
sekte, madzhab dan perguruan.
Menunggu-nunggu ratu adil,
satrio piningit, titisan Bung
Karno, titisan Nyi Blorong, sambil
komat-kamit semoga keadaan
berubah mak grembyang
dengan hanya duduk-duduk
menanti kehadiran mereka.

Klenik selalu menyedihkan dan
membodohi. Kebodohan adalah
mangsa bagi si pinter. Selama
umat Islam masih berkutat
dengan klenik berkedok iman
pada yang ghaib ini, maka
mereka hanya akan menjadi
santapan bagi pemangsanya. Ini
sudah diramalkan oleh kanjeng
Nabi Muhammad saw.

#Imam Mahdi itu nggak lain adalah Nabi Khid'r a.s yg masih hidup hingga kini dan tersembunyi di pertemuan tiga arus laut dan di pertemuan dua iklim panas dan sejuk (Segitiga Bermuda), sedangkan Ratu Adil yaaa nggak lain juga yg termulia dunia dan akhirat siapa lagi kalau bukan Nabi Isa a.s.

Nggak usah nyari-nyari kedua orang itu, nanti juga muncul sendiri koq dihadapan kalian, bisa kepikiran terus loh efeknya bisa terlihat tolol oleh orang yang mengetahui ilmu kejiwaan kedua orang itu bukan sembarang orang, Nabi Khid'r a.s yang diberkati Ilmu seluas lautan di dunia atas izin Allah diasakti mandraguna dan Nabi Isa a.s juga diberkati Ilmu seluas alam jagat raya dan akhirat atas izin Allah dia sakti mandraguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline