Lihat ke Halaman Asli

Richi Dwi Firmansyah

santri dan pelajar

1000 Merpati Senja di Tanah Suci

Diperbarui: 27 Maret 2019   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lanskap yang indah. Yang tak pernah kau terjemah-kan untuk merpati putih senja-ku."

Megan nama-nya. Merpati kesayangan Sayyidah Aisyah. Sedang menikmati taburan sisa-sisa roti yang bertebaran di area halaman Bait Al-Haram. Salah satu nya terbang meluncur ke angkasa menabrak batasan senja. Lalu berputar-putar mengitari bangunan berbentuk kubus  tersebut. Seperti hal-nya orang yang sedang melakukan ibadah thawaf. Terlihat seonggok merpati lain berleher lebih kecil sedang menunggu-nya dibawah. Ia terlihat lebih betina. Namun, sayang ia masih terlalu muda untuk melakukannya.

Setelah berputar-putar sebanyak sembilan kali. Lalu ia melesat menyusuri benih-benih senja melewati himpitan cakrawala. Sampai akhirnya senja meninggalkannya. Merpati itu tiba menangis tersedu-sedan. Lalu meng-anggukan kepalanya pada dinding-dinding kubus. Dengan berharap bahwa esok hari akan ada sosok yang menggantikannya.

Belum sampai pada esok hari. Pertengahan malam tiba. Merpati itu dibangunkan oleh buih-buih sinar putih yang melesat dari kejauhan. Ia yang tak tersadarkan, kemudian melesat jauh pada kegelapan. Ia susuri sinar putih itu. Dengan kucuran air yang membasahi kedua sayap nya. Merpati itu terjatuh. Sayapnya tak kuat lagi menahan air yang membasahinya.

Merpati itu terbujur lemah di tanah. Merasakan sakit di kedua sayap nya yang terbengkalai. Rupanya ia tak mudah putus asa. Bagaimanapun matanya mengucurkan air. Merasakan sayapnya yang lemah. Ia beranjak untuk berjalan dengan memancalkan kedua kakinya ditanah. Badannya sedang tak kuat lagi untuk berdiri. Otot-otot sayapnya meninggalkan rasa nyeri dibagian dada, yang menusuk sampai ke perut.

Ke-esokan harinya. Sesosok pemuda berjubah putih menghampirinya dengan membawa sebutir senja baru. "ini senja yang kau inginkan." Rupanya merpati itu telah melupa. Tak sadarkan diri setelah ia meninggalkan kedua sayap nya tadi malam. "terimakasih.." merpati itu mengisaratkan dengan kedipan kedua matanya. Ia meyadari bahwa senja baru itu tak seperti yang kemaren. Ia lebih suka pemberian tersebut.

Pemuda berjubah putih itu lalu meletakan merpati biru itu di bawah kubah hijau bersama merpati-merpati yang lain. Rupanya ia memiliki ribuan teman baru dengan berbagai senja disana. Walau kedua sayapnya telah terputus meninggalkan kepiluan.

Dan tiba sore hari. Pemiliknya datang dengan membawa sepasang sayap baru, yang diantara kedua sayapnya terselipkan senja baru disana.

Dwi.fir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline