Dengan penerapan kurikulum merdeka diharapkan guru mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning) dengan metode pembelajaran yang inovatif dan konseling secara efektif, sehingga dapat menciptakan siswa yang aktif dan kreatif.
Hal ini dimaksudkan agar guru menerapkan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Metode pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses antara lain, contextual teaching and learning, inquiry, kooperatif, proyek dan banyak lagi yang masih perlu dikembangkan oleh guru.
Saat ini pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered learning), guru menjadi sumber belajar utama, siswa hanya dijejali materi, dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Proses penyampaian informasi bersifat searah, menurut Sanjaya (2010: 97) dalam melaksanakan peranannya sebagai penyampai informasi, guru sering menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Metode ceramah dirasa kurang tepat dilakukan, karena dalam pembelajaran, kurang interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa, serta kurang berani mengungkapkan pendapat.
Dalam pembelajaran ini keterampilan proses, dan pembentukan konsep tidak dikembangkan, sehingga siswa pasif dan kurang termotivasi. Proses Industri Kimia merupakan mata pelajaran produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sehingga cenderung diremehkan atau dianggap tidak penting oleh siswa.
Pelajaran produkif bukanlah pelajaran utama, tetapi hanya merupakan pelajaran yang menunjang pelajaran-pelajaran normative adaptif. Hal ini berakibat masih rendahnya prestasi belajar kimia siswa kelas XII, untuk materi pembuatan minyak atsiri pada industry kimia. Rata-rata siswa yang mencapai nilai ulangan harian di atas Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dalam 2 tahun terakhir hanya 65% dari jumlah siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal meliputi guru, metode, media, sarana prasarana, dan lingkungan yang berkaitan dengan pembelajaran. Faktor internal antara lain kecerdasan, bakat, motivasi berprestasi, kemampuan berpikir abstrak, gaya belajar, dan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan minat dalam pembelajaran kimia.
Kreativitas merupakan kemampuan siswa untuk memunculkan ide-ide baru dan berdaya cipta. Hal ini merupakan potensi yang perlu mendapatkan apresisasi oleh guru melalui penerapan metode dan penggunaan media pembelajaran. Siswa yang kreatif memiliki ciri antara lain keingintahuan yang berlebih, daya kreasi dan imajinasi yang tinggi pula. sehingga siswa yang kreatif mampu memahami halhal yang bersifat kongkret dan abstrak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran Proses Industri Kimia pada materi "Pembuatan Minyak Atsiri dari serai " di kelas 12 TKI - 1 SMK NEGERI 5 Surabaya, dapat ditemukan beberapa masalah diantaranya :
1. Kreativitas siswa rendah
2. Rendahnya minat literasi peserta didik