Lihat ke Halaman Asli

Richard Atmoharjono

Mahasiswa Universitas Siber Asia

Geomembran Sebagai Upaya Pengurangan Bau Tidak Sedap Pada TPA Benowo-Surabaya

Diperbarui: 13 Februari 2023   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Grid.id

TPA Benowo adalah tempat pembuangan akhir yang terletak di Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, tepatnya di sekitar area Gelora Bung Tomo (GBT). TPA Benowo yang dahulu menampung sekitar 1500 ton sampah, kini bukanlah sekedar tempat pembuangan sampah. Namun juga sebagai tempat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pertama dan terbesar di Indonesia yang diresmikan oleh presiden Republik Indonesia pada Mei 2021. Sampah diolah dengan metode Landfill Gas Power Plant dan mengubah setiap 600 ton sampah menjadi energi listrik sebesar 2 megawatt.

Namun, TPA seluas 37 hektar itu seringkali membuat masyarakat setempat serta merasa tidak nyaman dikarenakan bau tidak sedap yang sangat menyengat, terutama saat aktivitas pengolahan sampah di malam hari. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota setempat, seperti membangun greenbelt di sekeliling TPA yang berisi tanaman rindang. Tetapi, karena kurangnya anggaran belanja tanah semasa pandemi, upaya ini belum bisa berjalan dengan maksimal dan bau tidak sedap masih tercium hingga ke wilayah perbatasan Kabupaten Gresik.

Pada Agustus 2022, Wali Kota Eri Cahyadi bersama jajaran pemerintah kota setempat seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengupayakan treatment khusus untuk mengurangi bau yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah di TPA Benowo. Treatment pertama yang dilakukan adalah dengan menutup seluruh area TPA dengan kain geomembran agar tidak terlihat mencolok, kemudian Pemerintah Kota Surabaya juga memberikan gas kimia yang disemprot secara rutin guna mengurangi bau tidak sedap yang ditimbulkan. Dinas Lingkungan Hidup memastikan bahwa akan dilakukan pengawasan ketat agar hasil maksimal. Pada awal September 2022, Agus Hebi memastikan bahwa kain geomembran sudah 100 persen terpasang di seluruh area TPA Benowo.

Greenbelt yang telah dibangun di sekeliling area TPA, kini juga ditingkatkan dengan menanam lebih banyak pohon sehingga pohon-pohon inilah yang dapat mengurangi polusi serta zat kimia yang disemprotkan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan bahwa ada sekitar 4.000 bambu dan 3.000 pohon jenis lain yang sudah ditanam sebagai greenbelt TPA Benowo. Agus Hebi menambahkan bahwa pemilihan pohon bambu dikarenakan itu lebih kuat untuk menahan dan menghalau debu serta polusi udara dari TPA. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline