Selamat datang para pembaca di artikel yang ketiga ini, artikel ini akan membahas mengenai pengaruh obat antiinflamasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan otot. Sebelumnya apa itu inflamasi? Inflamasi (peradangan), dalam bahasa Latin : Inflammo yang artinya "saya dibakar, saya menyalakan". Inflamasi adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera. Inflamasi merupakan satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronik.
Inflamasi akut adalah peradangan yang terjadi secara cepat dan segera menjadi parah. Gejala dapat dirasakan beberapa hari, dalam beberapa kasus dapat terjadi selama 1 minggu. Contohnya penyakit usus buntu akut, bronkitis akut, tonsilitis akut, dan sebagainya. Inflamasi kronik adalah peradangan jangka panjang yang berlangsung selama beberapa bulan, bahkan sampai bertahun -- tahun. Contoh penyakitnya adalah asma, rheumatoid arthritis, periodontitis kronik, dan lain -- lain. Obat antiinflamasi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu Anti-Inflamasi Steroid dan Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID).
Jaringan otot sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung. Jaringan otot menyebabkan organ -- organ yang berada di luar atau di dalam tubuh dapat bergerak melakukan fungsinya seperti gerakan tangan dan kaki, gerakan memompa darah oleh otot jantung, gerakan mencerna makanan oleh lambung. Jika kita melakukan olahraga untuk membesarkan otot seperti angkat beban, maka otot yang membesar adalah otot lurik. Otot lurik adalah otot yang bekerja secara sadar. Otot lurik memiliki sifat yaitu bergerak dalam waktu cepat dan mudah lelah.
Nah, setelah kita melihat penjelasan di atas mengenai inflamasi dan jaringan otot, kini penulis akan memberikan opini tentang jawaban dari topik tentang "apakah obat antiinflamasi dapat mencegah pertumbuhan dan perkembangan jaringan otot?"
Sebelum menjawab pertanyaan di atas akan lebih baik jika kita mengetahui bagaimana cara otot kita bisa membesar? Otot kita bisa membesar karena kita merusaknya sendiri, sebagai contoh ketika kita melakukan olahraga angkat beban. Di dalam olahraga angkat beban ini akan terjadi kontraksi dan relaksasi. Kontraksi ini terjadi di dalam otot bisep sedangkan relaksasi terjadi di otot trisep. Namun, jika kita mengangkat beban yang berat dan kita belum pernah melakukan hal ini sebelumnya, maka otot kita akan mengalami perubahan akibat dari penggunaan otot yang berelebihan.
Hal ini menyebabkan kerusakan kecil (mikroskopis) pada serat otot kita karena tekanan yang diberikan kepada otot melebihi dari kemampuan otot kita. Kerusakan mikroskopis pada serat otot ini menghasilkan senyawa yang bernama "prostaglandin". Prostaglandin adalah senyawa yang menjadi penyebab munculnya infalamasi atau peradangan. Senyawa prostaglandin ini memiliki peran sebagai mediator timbulnya rasa perih, nyeri, dan panas pada otot yang mengalami kerusakan akibat tekanan yang berlebihan.
Hal ini menyebabkan kita sering merasakan nyeri setelah melakukan latihan fisik. Senyawa prostaglandin berfungsi seperti senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Prostaglandin sendiri tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Pada saat merasakan sakit atau nyeri, otak akan mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan kekebalan tubuh dan mengobati otot yang rusak tadi. Sinyal yang diberikan otak mendorong tubuh kita untuk menghasilkan sitokin.
Apa itu "sitokin"? Sitokin berasal dari bahasa Yunani yaitu cyto yang berarti sel; dan kinos yang berarti gerakan. Sitokin adalah sejumlah senyawa organik hasil sekresi sel yang berpengaruh pada sel lain atau berfungsi sebagai sinyal komunikasi antar sel-sel sistem kekebalan tubuh yang memiliki fungsi untuk mengatur respon tubuh terhadap penyakit dan infeksi. Sitokin memiliki beberapa bentuk yaitu protein, peptida atau glikoprotein. Sitokin memiliki peran dalam mengaktifkan sitem kekebalan tubuh untuk memperbaiki otot yang rusak tadi akibat tekanan yang berlebihan.
Sitokin akan berperan dalam memberikan rangsangan kepada otak kita sehingga otak akan menyuruh sistem imun tubuh atau sistem kekebalan tubuh untuk memperbaiki sel otot yang mengalami kerusakan sebelumnya. Semakin banyak kegiatan yang kita lakukan atau semakin berat beban yang kita berikan kepada otot kita, maka akan semakin besar juga kerusakan yang terjadi pada otot. Kerusakan yang besar pada otot memerlukan waktu yang cukup lama agar tubuh kita dapat memperbaiki diri sendiri.
Jika di dalam tubuh kita terjadi kerusakan otot dan perbaikan otot yang berulang -- ulang, maka ini dapat menyebabkan otot kita menjadi lebih besar dan tebal. Otot yang tebal ini membuat otot kita menjadi semakin kuat. Protein dan hormon yang ada di dalam tubuh kita dapat menjadi penentu seberapa besar otot yang akan dibentuk kembali.
Dalam proses pembentukan otot kembali, bagi orang yang ingin mempertahankan konsistensi agar otot tetap besar dan tebal diperlukan adanya latihan beban pada bagian otot yang ingin dibentuk seperti otot bisep maupun otot trisep. Tetapi jika ingin otot tetap besar dan tebal tidak cukup jika kita hanya melakukan latihan beban, melainkan juga harus didukung oleh tidur yang cukup dan protein serta nutrisi dalam tubuh kita yang cukup. Karena jika otot kita tidak rutin dilatih akan menyebabkan otot kita mengalami atrofi. Atrofi adalah penyusutan yang terjadi di dalam otot secara perlahan -- lahan.