Lihat ke Halaman Asli

Richard Andrew

Dosen Universitas Tarumanagara

Penantian Gebrakan 100 Hari Kemendikbud yang Inovatif

Diperbarui: 2 November 2019   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu kejutan yang paling luar biasa di jajaran kementerian Republik Indonesia kali ini adalah kehadiran mas Nadiem Makarim, B.A., M.B.A. yang berhasil menyisihkan kandidat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dari kalangan akademisi yang mayoritas diprediksi merupakan doktor dari perguruan tinggi ternama dan guru besar kaya pengalaman pada dunia pendidikan nasional.

Kejutan ini makin terasa luar biasa saat Presiden juga mengumumkan bahwa dunia pendidikan tinggi kembali digabung ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).  Secara umum ada empat tantangan yang akan dihadapi oleh Kemdikbud di kementerian ini yakni revolusi mental generasi muda, revitalisasi teknologi, rejuvenasi konsep pembelajaran dan reformasi struktur kelembagaan.

Untuk tantangan pertama adalah mengubah pola pikir siswa dan mahasiswa yang mayoritas menganggap bahwa dunia pendidikan hanya pemberhentian sementara untuk transisi sebelum masuk ke dunia kerja.  Pola pikir semacam ini membuat para generasi muda setengah hati dalam menjalankan pendidikan mereka terlebih dengan banyaknya stigma negatif terhadap dunia pendidikan Indonesia.

Berikutnya tantangan kedua lebih mengarah kepada penggunaan teknologi untuk pemerataan kualitas pendidikan.  Dengan revitalisasi teknologi ini diharapkan proses penilaian saat rekrutmen maupun saat evaluasi akhir sekolah dan perguruan tinggi semakin obyektif dan memiliki standar yang identik.  Tidak hanya itu, teknologi juga diharapkan dapat memudahkan proses administrasi pendidikan nasional.

Selanjutnya tantangan ketiga diharapkan terjadi perombakan konsep pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan dunia praktisi di masa depan.  Hal ini tentu saja termasuk percepatan waktu penyelesaian pendidikan agar dapat bersaing dengan sistem pendidikan di negara maju serta penyaringan kualitas tenaga kependidikan dan peserta didik di setiap jenjang yang lebih obyektif dan ideal.

Terakhir, tantangan keempat yang termasuk paling berat disini adalah mereformasi struktur kelembagaan menjadi lebih datar sehingga proses pelaksanaan program kerja dapat dipercepat dan mata rantai anggaran dapat diserap untuk program kerja yang tepat guna.  Jika berhasil, niscaya peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dapat tercapai dalam tenggat waktu yang diberikan.

Adapun untuk membantu mas Menteri dalam mengatasi empat tantangan ini, hal pertama yang disarankan adalah membuat suatu aplikasi super terintegrasi bagi seluruh pendidikan Indonesia yang inovatif dan user-friendly.  Pertama, aplikasi ini dapat menyiarkan pesan Presiden dan juga Kemdikbud pada setiap upacara bendera dan momen penting nasional lain di masing -- masing instansi pendidikan.

Kedua, aplikasi ini diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh sistem yang ada dunia pendidikan mulai dari sistem pemeringkatan instansi pendidikan, sistem ujian nasional secara digital, sistem administrasi tenaga pendidik yang lebih simpel namun berfaedah sampai kepada sistem rekrutmen calon siswa/mahasiswa/tenaga pendidik yang lebih bersih, transparan dan profesional.

Ketiga, aplikasi ini lebih baik jika menyelaraskan hal -- hal yang dibutuhkan oleh setiap pemangku kepentingan dalam dunia praktisi.  Hal ini mencakup perubahan mata pelajaran wajib pada sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi.  Diharapkan dengan hal ini, tidak ada lagi dikotomi universitas dan politeknik serta umum dan kejuruan.  Yang ada hanyalah pembagian sesuai bidang.

Keempat, aplikasi ini juga diharapkan memudahkan proses Kemdikbud dalam menjalankan verifikasi dan fungsi administrasi lain untuk penanganan seluruh sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.  Hal ini juga termasuk pelaksanaan pelatihan tenaga kependidikan secara daring, pelaksanaan rapat koordinasi secara digital dan back-up application yang bisa digunakan secara offline.

Kelima, aplikasi ini juga dapat memudahkan penyebaran Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar Kuliah dan Kartu Pra-Kerja sehingga kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum dapat meningkat dengan cukup pesat.  Akhirnya, aplikasi ini juga diharapkan mampu mewadahi pengaduan -- pengaduan yang terkait dunia pendidikan dan juga tentu saja dunia kebudayaan.  Selamat bekerja, mas Menteri!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline