Lihat ke Halaman Asli

Richardus Beda Toulwala

Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Keliru Bila Bansos Uang adalah Sarana Pemberdayaan

Diperbarui: 12 Maret 2024   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrais: Uang, bantuan sosial. (Dok Shutterstock via kompas.com)

Kebijakan tentang Bansos (Bantuan Sosial) di tanah air ini terlalu sering menyodorkan kita beberapa pertarungan klasik. Pertarungan antara pemerintah dan oposisi tentang Bansos tampak begitu berat untuk disudahi. 

Pertengakaran mereka bukan pada substansi  program Bansos sebagai strategi peningkatan ekonomi masyarakat melainkan momentum saluran Bansos. Hal itu berarti antara aktor-aktor dalam pemerintah dan oposisi sama-sama memiliki kepentingan politik yang selalu melihat Bansos secara politis. Tidak mengherankan Bansos disebut-sebut sebagai 'alat' politik.

Terlepas dari pertengaran yang tidak berbobot di atas, pertarungan lain yang lebih menarik dan tak tampak dalam pantauan indera adalah pertarungan antara masyarakat miskin dengan diri mereka sendiri. 

Kehadiran Bansos khususnya yang berupa uang sesungguhnya menghadirkan konflik batin dalam diri mereka. Pergulatan batin mereka melawan ketidakjujuran sesungguhnya luput dari pantauan kita.

Masyarakat berupaya untuk melawan rasa bersalah demi mendapatkan Bansos, dan di sinilah Bansos juga sebenarnya dapat berperan sebagai alat untuk mendeteksi kejujuran. Uraian ini bukan asumsi dan spekulatif melainkan sebuah temuan yang diperoleh dari riset yang masuk akal dan ilmiah.

Pada tahun 2019 beberapa dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula bekerja sama dengan Bappelitbangda Kabupaten Ende melakukan sebuah penelitian di Kabupaten Ende, NTT. 

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Bansos terhadap angka kemiskinan di kabupaten ini. Salah satu temuan yang cukup mengejutkan adalah kehadiran Bansos berpengaruh terhadap peningkatan angka kemiskinan.

Kedengarannya semacam sebuah paradoks. Bansos berupa uang yang dianggap sebagai 'juru selamat' kemiskinan justru menjadi salah satu faktor fundamental yang melahirkan dan merawat angka kemiskinan. Tidak mengherankan peningkatan angka kesmikinan berjalan linear dengan gelontoran dana Bansos.

Temuan ini seyogianya membantah argumentasi pemerintah yang terlanjur nyaman hidup dalam pemikiran bahwa Bansos uang adalah alat pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

Bansos (uang) diyakini sebagai sebagai sebuah strategi pemberdayaan ekonomi untuk menekan angka kemiskinan dan bersamaan dengan itu dapat membantu masyarakat memecahkan persoalannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline