Lihat ke Halaman Asli

Richardus Beda Toulwala

Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Kue Adat Flores untuk Lebaran Masa Pandemi

Diperbarui: 15 Mei 2020   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kombinasi dari saibumi.com dan nttbangkit.com

Sebentar lagi umat Muslim akan merayakan Idullfitri. Saya cukup yakin bahwa sebagian umum kita mulai merencanakan apa saja yang akan dikonsumsi pada hari raya nanti.

Ada satu kelaziman yang reguler dilakukan setiap hari raya tiba adalah memilih kue kering terbaik. Selain untuk dikonsumsi, kue kering tersebut juga sebagai jamuan terhadap para tamu yang datang bersilaturahmi.

Namun di tengah ekonomi yang porak poranda oleh gempuran pandemi covid-19, maka pilihan terhadap kue kering juga mesti mendapatkan dukungan rasionalitas secukupnya. Jangan sampai demi sajian terbaik untuk para tetamu tetapi mengorbankan ekonomi atau kesehatan.

Setelah mendapatkan informasi dari beberapa narasumber, kebanyakan umat Muslim Flores lebih memilih kue adat seperti kompiang (Manggarai), jagung titi dan kue rambut (Flores Timur dan Lembata) sebagai jamuan pada saat hari raya Idulfitri nanti. Kue kering tersebut merupakan kue tradisional yang diproduksi oleh masyarakat lokal dari turun temurun.

Beberapa jenis kue tersebut dapat digunakan sebagai kue adat dalam beberapa jenis upacara adat. Hal itu membuat orang sering menyebutnya kue adat. Kue adat tersebut kini sering dipasarkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Kompiang adalah roti khas dari daerah Manggarai. Kompiang berwarna cokelat karena proses pembuatannya melalui pembakaran di atas bara atau oven. Di salah satu sisinya terdapat butiran-butiran kecil yang disebut longa. Inilah yang kemudian banyak orang menamakannya kompiang longa.

Sementara jagung titi adalah penganan khas nan unik dari daerah bagian Flores Timur seperti daratan Flores Timur, Solor, Adonara, dan Lembata. Dengan proses pengolahan yang khas, jagung titi mampu menghadirkan nilai orisinalitas tanpa sentuhan bahan kimia.

Dinamakan jagung titi karena memang proses pembuatannya dititi atau dipipihkan di atas batu. Biji-biji jagung tersebut dipanaskan terlebih dahulu di dalam sebuah periuk tanah atau tembikar lalu dititi di atas sebuah batu.

Kue rambut juga merupakan kue kering khas dari daerah Flores Timur dan Lembata. Kue ini juga lazim disebut jawada. Warnanya cokelat keemasan dan kebanyakan berbentuk segi tiga. Jika dilihat sepintas, jawada ini terlihat seperti gumpalan helai rambut, maka itu disebut kue rambut.

Kue ini terasa renyah dan manis karena terbuat dari kombinasi bahan-bahan seperti tepung beras, gula aren, santan, air nira, garam dan minyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline