Lihat ke Halaman Asli

Richardus Beda Toulwala

Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

STPM Santa Ursula Gandeng Masyarakat Wujudkan Desa Siaga Bencana

Diperbarui: 10 Juni 2019   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto - Richard Toulwala

"Every 1 dollar spent on preparedness saves 7 dollars in emergency response. Act Now, Save Later!", Satu dolar yang diinvestasikan dalam mitigasi bencana akan menyelamatkan 7 dolar saat terjadi bencana. 

Demikian bunyi sebuah tagline UNDP dan UN-Ocha yang belakangan ini gencar mengampanyekan mitigasi bencana. Tagline tersebut menyatakan betapa pentingnya mitigasi bencana untuk menyatakan kesiapsiagaan kita terhadap sebuah bencana yang pasti bakal terjadi.

Perlu diakui bahwa Indonesia adalah negeri bencana yang tak pernah siap (Bdk, tulisan M. Jojo Rahardjo: Indonesia Negeri Bencana yang tak pernah siap dalam Kompasiana). 

Ketidaksiapan Indonesia tidak harus disalahkan pada kesiapan Pemerintah dalam menciptakan strategi nasional pengurangan resiko bencana. 

Hal yang paling penting adalah merefleksikan tanggung jawab kita terhadap jiwa kita. Artinya mitigasi bencana adalah tanggung jawab bersama.

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengganggu kehidupan bersama tanpa diskriminasi. Bencana adalah tanggung jawab publik. Oleh karena itu pengurangan resiko bencana membutuhkan suatu disiplin kolektif baik melalui pendididikan maupun praktik-praktik keahlian dari sekian banyak profesi.

Pengurangan resiko bencana didasarkan pada kajian terhadap kerentanan. Kerentanan itu harus dibaca dalam konteks yang luas, yang mencakup dimensi-dimensi manusiawi, sosbud, lingkungan, politik dan ekonomi. Dengan demikian urgensivitas mitigasi bencana oleh semua pihak mendapat penekanan.

Sebagai bentuk partisipasi publik, Mahasiswa/i STPM Santa Ursula Ende, Program Studi Ilmu Pemerintahan Semester VI A3 dan VI B memberikan arti pentingnya sebuah mitigasi bencana demi mewujudkan 'zero korban bencana'. 

Dalam Praktek Kuliah Lapangan (PKL) mata kuliah Manajemen Kebencanaan, mahasiswa STPM menggandeng masyarakat Desa Rutujeja, Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kabupaten Ende, NTT untuk mewujudkan desa tangguh bencana. PKL dilakukan selama 4 hari, dari tanggal 01 Juni 2019 hingga 04 juni 2019.

Foto - Richard Toulwala

Intensifikasi Pemaknaan PKL Manajemen Kebencanaan

PKL yang berkaitan dengan mitigasi bencana jarang terjadi di bumi NTT dan mungkin di beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Oleh karena itu penyingkapan makna PKL Manajemen Kebencanaan tersebut harus dilakukan untuk membangkitkan gelora partisipasi yang meluas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline