[caption id="attachment_277050" align="alignright" width="300" caption="melihat jenazah"][/caption] Empat dari enam mayat yang diduga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) telah berhasil diidentifikasi melalui sidik jari serta pengenalan langsung dari keluarga. Keempat korban yang berhasil dikenali adalah Sirmanto (21), Suprapto (32), Sutarji (29) serta Sunaryo (25). Sedangkan dua korban lainnya yang masih diselidiki jati dirinya diperkirakan adalah Riwanto (37) serta Alimansur. Keempat korban tersebut dipaksikan merupakan TKI kaburan yang kabur diantara tahun 2007 hingga 2010. Dimana mereka dulunya bekerja di pabrik serta Anak Buah Kapal (ABK). Novisa, sepupu dari Riwanto yang bekerja di daerah Gaoxiong saat ditemui penulis di tempat crematorium sementara para jenazah sempat bercerita sendikit tentang jadi diri sepupunya tersebut. Dia mengakui, seperti yang dirinya ketahui, sepupunya tersebut merupakan ABK di Hongkong. "Saya tahunya dia (Ridwanto-red) bekerja secara resmi sebagai ABK di Hongkong. Namun beberapa minggu ini tidak tahu kenapa dia di Taiwan," ujarnya. Dia juga mengatakan bahwa satu jam sebelum kejadian, dirinya masih "Video Call" bersama korban. Namun, tidak seperti biasanya. Siang itu, korban diminta difoto di saat "video Call" tersebut berlangsung
.
Novisa melanjutkan bahwa beberapa jam setelah percakapan tersebut putus, dia mendapat kabar bahwa terdapat kecelakaan kerja di tempat alm. Bekerja melalui televise dan kabar dari teman-teman serta terdapat WNI yang menjadi korbannya. Dirinya hanya berhadap, jenazah dapat segera dipulangkan ke tanah air untuk dimakamkan. Namun pihaknya harus dapat memastikan terlebih dahulu indentitas dari korban melalui tes DNA. Pasalnya, berdasarkan pengecekan dari pemerintah setempat, tidak ada nama korban di bagian keimingrasian Taiwan.
Santunan NT 30.000
Siang tersebut, Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei yang diwakili Kepala Imigrasi Ramli secara langsung bertemu dengan Dinas Perhubungan serta developer yang bertanggung jawab atas pembangunan jembatan layang nasional nomor 6 tersebut. Dari Dinas Perhubungan dihadiri Kepala Kantor Transportasi Nasional Bagian 2 Chen Yi Piao sedangkan developer yang bertanggung jawab atas pembangunan tersebut Kue Teng Ying Cao dihadiri Manager perusahaan tersebut Se Pao Luo. Chen Yi Piao secara langsung mengatkan bahwa pihaknya tidak mengharapkan kejadian tersebut dan sangat menyesalkan atas musibah yang menimpa warga Negara Indonesia tersebut. [caption id="attachment_277051" align="alignright" width="300" caption="memberikan-sumbangan"][/caption]
"Berdasarkan peraturan dari pemerintah, kami tidak pernah memperbolehkan pekerja asing untuk turut mengambil andil dalam proyek ini. Oleh sebab itu, kami akan menghukum berat pihak developer," ujarnya. Dia juga mengatakan bahwa pihak pemerintah Taiwan sebisa mungkin akan memberikan bantuan dan santuan serta hak-hak dari para korban kecelakaan kerja tersebut, meskipun para korban merupakan pekerja illegal. Namun, dia melanjutkan, berdasarkan rasa kemanusiaan dan tanggung jawab Negara karena proyek pembangunan tersebut merupakan proyek Negara, maka pemerintah akan membantu dengan sekuat tenaga penanganan masalah korban. Pada kesempatan tersebut juga, pihaknya memberikan secara langsung santunan duka kepada para korban masing-masing sebesar NT 30.000 (sekitar Rp 8,5 juta). Dimana siang itu (2/10) Cen Yi Piao menyerahkan langsung NT 30.000 kepada Rina, istri dari Sutarji, salah satu koban. "Untuk para keluarga korban yang tidak dapat hadir, kami akan menyerahkan uang santunan tersebut kepada pihak perwakilan pemerintah Indonesia untuk nantinya diserahkan ke keluarganya di Indonesia," ujarnya.
Developer Janji Tanggung Jawab
[caption id="attachment_277052" align="alignleft" width="300" caption="Negosiasi"][/caption] Dari pihak developer sendiri melalui Se Pao Luo mengatakan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab penuh atas segala biaya pengurusan jenazah baik di Taiwan hingga biaya pemulangannya ke Indonesia. Pihaknya juga berjanji bahwa akan berusaha memberikan santunan kepada para korban yang meninggal di tempat tersebut. meskipun pihaknya menyangkal bahwa mengetahui adanya pekerja asing di tempatnya. "Kami (Kue Teng Ying Cao) tidak mengetahui bahwa ada pekerja asing di lapangan. Kami memang merupakan perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan jembatan ini. Namun kami menyerahkan proyek ini kepada kontraktor Ci Jin dan mereka juga mengambil Juang Yong He sebagai mandor di lapangan," jelasnya. Dia melanjutkan, Juang Yong He yang juga ikut menjadi korban tewas di tempat dalam kecelakaan tersebut mempergunakan keenam TKI tersebut baru di hari itu. DImana satu malam sebelum kejadin, Yong He bertemu dengan TKI tersebut dan meminta mereka untuk bekerja di sana. Namun, informasi yang disampaikan oleh Pao Luo tersebut bertolak belakang dengan pengakuan Rina. Dimana dirinya mengatakan bahwa suaminya tersebut telah bekerja selama 1 tahun lebih di proyek tersebut. Mengedar pernyataan tersebut, Yong He berjanji akan menindak lanjuti kebenaran tersebut. Namun, pihaknya berjanji apapun yang terjadi akan tetap bertanggung jawab penuh atas biaya rumah sakit hingga pemulangan korban serta memberikan santunan sepantasnya kepada para korban. Mengenai kepastian dari besarnya uang tersebut, Pao Luo berjanji akan memberikan kepastian pada hari Senin (4/10). Pasalanya Senin pihakya baru akan mendapatan kabar dari pihak asuransi pembangunan jembatan tersebut. KDEI Akan Percepat Pemulangan Jenazah Mengenai musibah ini, Ramli mewakili pihak KDEI juga mengucapkan turut berbela sungkawa. Pihaknya berharap, kedepannya tidak akan ada lagi kejadian serupa. Baik untuk pekerja Indonesia ataupun pekerja Negara lainnya. "Ini merupakan salah satu tugas buat pemerintah Taiwan. Kita sudah berupaya untuk mengurangi TKI Illegal. Namun jika pihak pemerintah Taiwan sendiri tidak bekerja sama dalam penuntasannya dan masih membiarkan perusahaan menggunakan TKI Illegal, maka hal tersebut tidak akan berhasi dilakukan," ujarnya. Mengenai proses pemulangan keenam TKI tersebut, dirinya mengatakan bahwa pihaknya akan segera memproses kepulangan jenazah para korban. Namun, pihak keluarga juga diharap bekerja sama dengan mempercepat memberikan surat kuasa kepada KDEI dalam hal pemulangan jenazah tersebut. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI