Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Krisis Kedelai

Diperbarui: 20 Februari 2021   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

royalsejati.com

Awal tahun 2021 seisi Indonesia sontak dibuat geger dengan naiknya harga pangan khas negeri agraria, yani tahu dan tempe. Melalui website resminya, kementerian perdagangan bahkan telah mengeluarkan perkiraan sederhana yang menyerukan bahwa harga komditas tahu dan tempe akan cenderung naik hingga bulan Mei 2021 mendatang. 

Siapa yang tak kenal? Makanan yang hampir selalu hadir di setiap variasi masakan Indonesia ini secara tidak langsung merupakan ikon tersohor ketika mengulik dapur Indonesia. Selain didaulat memiliki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan, tahu dan tempe juga dikenal sebagai makanan yang cukup murah dengan harga terjangkau dan mudah dalam pengolahannya juga. Tentu, berita naiknya harga tahu dan tempe menjadi berita yang tidak elok bagi semua lapisan masyarakat di Indonesia.

Hal yang mutlak kita ketahui bersama adalah Negara Indonesia banyak disebut sebagai negeri agraria yang mana memiliki mayoritas penduduk dengan matapencaharian sebagai seorang petani. 

Dengan keberagaman hayati, wilayah kedaulatan yang begitu luas membuat Indonesia sangat sexy dengan sumber daya alamnya, bahkan menjadi primadona rempah seperti pada tulisan sejarah Negara di masa lampau. Menjadi pengimpor kopi nomor wahid, pemilik produk atsiri terbesar di dunia hingga digadang-gadang menjadi paru-paru dunia merupakan bukti nyata bahwa sektor agrobisnis Indonesia bisa dikatakan adalah tulang punggung bangsa. 

Bahkan, dalam perjalanan untuk merengkuh kedaulatan Negara secara de jure, pada tahun 1950 Bung Hatta mendeklarasikan diplomasi beras sebagai salah satu jalan mendapatkan pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesia. Ketika itu, Indonesia dengan stok beras yang cukup, bergotong-royong mendonorkan beras sebagai bantuan kepada Negara tetangga yang sedang mengalami paceklik pangan. 

Begitu heroik sektor pertanian sampai menolong kedaulatan bangsa pada masa yang sangat dramatis. Tidak berhenti sampai disitu, berangsur-angsur jalannya pemerintahan mulai dari orde lama, orde baru hingga kini, telah banyak pertumbuhan perangkat pertanian mulai dari institusi pendidikan tinggi, pabrik pupuk hingga program penunjang pertanian. Bahkan, dari data yang ada, Indonesia adalah raksasa pengekspor pupuk sekalipun dengan tujuan Negara maju seperti Jepang dan Negara di Amerika.

Sangat terpukul sekali rasanya ketika menyimak data yang dikeluarkan oleh kementerian perdagangan pada awal januari lalu yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara pengimpor kedelai terbesar di dunia, yaitu berkisar 90% kebutuhan kedelai dalam negeri didapatkan dari mengimpor dari Negara di dunia, khususnya Amerika sebagai pengekspor kedelai terbesar. 

Naiknya harga tahu dan tempe pada awal tahun 2021 tak lain adalah adanya ketergantungan yang cukup tinggi Indonesia terhadap pasokan kedelai yang beredar pada pasar internasional. Melalui situs Kompas.com, dilansir bahwa pada awal tahun ini China memborong sebagian besar kebutuhan kedelai dunia hingga mencapai 2x lipat pembelian normal negeri panda tersebut.

kondisi demikian yang akhirnya banyak tanki kedelai dari dermaga Amerika Serikat kosong dan tidak dapat memenuhi permintaan banyak Negara, termasuk Indonesia. Latar belakang yang perlu diketahui adalah kondisi Negara China yang telah beranjak bangkit dari wabag Covid-19, sehingga ibarat singa yang terbangun dalam kondisi yang lapar dan kemudian menyedot banyak kuantitas komoditas pangan, salah satunya adalah kedelai.

Sayang beribu sayang kondisi berjuta hektar sawah di Indonesia, berjuta ton pupuk yang diproduksi, benih unggul ternyata tidak mampu berbuat banyak bagi kebutuhan kedelai dalam negeri sendiri. Kedelai yang dibudidayakan di Indonesia adalah kedelai Glycine max (L). 

Merupakan tanaman semusim, tanaman tegak dengan tinggi 40 -- 90 cm, bercabang, memiliki daun tunggal dan daun bertiga, bulu pada daun dan polong yang tidak terlalu padat. Tanaman kedelai ini memilki umur 72 -- 90 hari, dengan pertumbuhan masing-masing bagian tamanan yang bervariasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline