Lihat ke Halaman Asli

Ngeblog Itu Masih Eksklusif?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kehadiran blogger dipesta blogger 2010 yang mencapai ribuan orang tentu sangat membanggakan, baik bagi penyelenggara, sponsor, maupun blogger itu sendiri. Kalau ingin membandingkan dengan partai politik yang sedang bermuktamar atau munas, tentu pesta blogger tersebut dapat disejajarkan dengan partai politik menengah bahkan partai politik besar. Tetapi bedanya jika partai punya konstituen sedangkan blogger hampir dikatakan tidak memilikinya.

Pengguna internet di Indonesia kini sudah mencapai kisaran 25 juta orang, sedangkan pengguna internet yang kemudian menjadi blogger hingga tahun 2009 berada pada kisaran 1,2 juta orang, menurut informasi yang ada disini. Dari data tersebut maka bisa diartikan masih rendahnya tingkat “popularitas” blog, sehingga blog masih dianggap sebagai hal yang eksklusif baik bagi pengguna internet, apalagi jika mengacu pada jumlah penduduk Indonesia.

Dari angka 1,2 juta tersebut mungkin hanya 30% saja yang benar-benar aktif dalam aktifitas ngeblog, artinya dikalangan blogger saja blog masih menjadi hal yang eksklusif. Tentu hal ini menjadi catatan penting bagi para blogger yang punya idealisme untuk menjadikan blog sebagai media “perubahan” bagi bangsa ini, khususnya dalam hal-hal yang menjadi titik konsentrasinya, apakah dalam bidang pendidikan, budaya, birokrasi, politik, lingkungan, kepedulian sosial, dan lain-lain.

Apalagi jika mengkaitkan antara obsesi untuk menyamai atau bahkan melampaui media “arus utama” yang kental akan nuansa kepentingan pemilik modal (kapitalisme) dan campur tangan kekuasaan, para blogger masih  harus berjuang lebih keras lagi.

Untuk menjadi kekuatan penyeimbang, tentu kedepan para blogger diharapkan tidak lagi menginduk pada media arus utama yang selama ini menjadi tempat bernaung dalam melakukan aktifitas blogging, seperti blogdetik atau kompasiana. Sehingga perlu dicarikan wadah alternatif yang baru, yang benar-benar terlepas dari media arus utama. Hal ini patut untuk dijadikan bahan pemikiran bagi semua blogger, khususnya bagi penyelenggara pesta blogger tahun-tahun berikutnya yang selama ini telah sukses dalam merangkum kehadiran para blogger dari berbagai daerah di Indonesia.

Untuk melangkah kesana tentu diperlukan hal-hal yang bisa menunjang, salah satunya adalah bagaimana mengikis kesan eksklusifitas blog dan blogging itu sendiri. Jika kesan eksklusif itu memudar, berarti semakin banyak orang yang mengenal blog dan melakukan aktifitas blogging. Sehingga bukan tidak mungkin kedepan blog menjadi media yang menyaingi media arus utama bahkan melampauinya.

Oleh karena itu diperlukan kepedulian yang cukup tinggi dari para blogger yang sudah ada dan aktif dalam ngeblog untuk memperkenalkan blog kekhalayak luas, sehingga blogger kedepan memiliki “konstituen” layaknya partai politik. Dengan demikian bisa menjadi sebuah kekuatan yang benar-benar riil, bukan hanya sebatas kekuatan dunia maya saja.

” Apakah blogger yang ada mampu menepis kesan eksklusif itu?, dan mampu menjadikan blog sebagai media penyeimbang media arus utama? “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline