Lihat ke Halaman Asli

Ikut Atraksi REBA Ngada, Ahok Bantu Angkat Promosi Pariwisata NTT

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14250071311826295639

[caption id="attachment_399893" align="aligncenter" width="516" caption="Gubernur DKI Jakarta diapit Uskup Agung Ende Mgr. Vinsensius Sensi Potokota (kiri) dan Gubernur NTT Frans Leburaya (kanan) pada Perayaan REBA Ngada di TMII Jakarta 14/2/2015. Foto: Antara"][/caption]

Pariwisata NTT tidak hanya Komodo. NTT masih menyimpan puluhan bahkan ratusan komoditas wisata lainnya yang sedang mulai diangkat satu per satu ke permukaan. Di antaranya adalah atraksi budaya REBA, yang baru saja ditampilkan di Anjungan NTT Taman Mini Indonesia Indah 9TMII) Jakarta, pekan lalu.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Ahok Tjahaya Purnama ikut hadir pada pementasan atraksi budaya REBA Ngada tersebut. Kehadiran Ahok memberikan harapan baru bagi masa depan pariwisata NTT.

Ahok tampak terpesona dengan atraksi budaya masyarakat Ngada, Flores, dalam tarian massal REBA dengan berbagai asesorisnya yang unik. Ahok bahkan ikut larut dalam tarian tersebut sambil membawa pedang adat masyarakat Ngada.

[caption id="attachment_399896" align="aligncenter" width="526" caption="Ahok didaulat ikut tarian massal REBA bersama masyarakat Ngada se-Jabodetabek (Foto: Solopos)"]

1425008191276668137

[/caption]

"Ini imleknya orang NTT. Kalau imleknya orang Tionghoa ngasih angpau, kalau ini bawa golok banyak. Jadi golok dulu baru angpau," canda Ahok yang diikuti tawa para hadirin di Anjungan NTT, TMII.

Atraksi budaya REBA ini telah diselenggarakan dua tahun berturut-turut (2014 dan 2015) dan telah ditetapkan menjadi agenda rutin tahunan setiap bulan Februari oleh Paguyuban Masyarakat Ngada, Flores, di Jakarta.

Waktu penyelenggaraannya setiap tahun hampir bersamaan dengan perayaan IMLEK,  karena memang kedua budaya ini memiliki sumber asali yang nyaris sama. Masyarakat Ngada di Flores meyakini budaya REBA yang diwariskan oleh para leluhurnya itu berasal dari Sina One (China pedalaman) dan India belakang yang kental bernuansa Hindu.

[caption id="attachment_399900" align="aligncenter" width="519" caption="Tarian REBA di komunitas aslinya di Bajawa Flores dirayakan mulai Desember-Februari setiap tahun (Dok. Pri)"]

14250087232135659811

[/caption]

Ekspansi budaya REBA Ngada ke ibukota Jakarta ini dilakukan dengan satu niat luhur, yakni untuk mempromosikan berbagai potensi pariwisata di NTT, baik wisata alam dan lebih-lebih wisata budaya.

Wisata budaya lantaran di provinsi kepulauan NTT ini sejak dulu kala dihuni oleh puluhan kelompok etnis yang memiliki keunikan budayanya masing-masing.

Keunikan itu dapat dilihat dari beragamnya motif dan corak tenun ikat yang dihasilkan dari Pulau Timor, Sumba, Flores, Alor, dan Lembata. Belum lagi keunikan bentuk rumah adat, ritual adat, tarian khas daerah serta aneka kuliner yang dihasilkan di provinsi dengan 566 pulau ini.

Karenanya, langkah para tokoh Paguyuban Ngada di Jakarta ini dinilai sangat sejalan upaya Pemerintah Indonesia dan akan disinergikan dengan program kepariwisataan yang dikembangkan oleh Kementrian Pariwisata Indonesia dan Pemprov NTT untuk mempromosikan berbagai potensi pariwisata di NTT.

Itulah sebabnya, pada perayaan REBA Ngada di Jakarta, Paguyuban masyarakat Ngada tidak hanya semata-mata menampilkan atraksi REBA, tetapi juga menyuguhkan tarian khas daerah Ngada lainnya seperti SUDU, yaitu atraksi tinju khas Ngada yang dikemas dalam tandak, gerak, dan tari nan perkasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline