Melatih Motorik Halus Anak Usia Dini
Anak-anak adalah generasi penerus keluarga sekaligus penerus bangsa. Di tangan-tangan penerus bangsa inilah sejarah negara Indonesia akan dilukiskan. Jika para generasi penerus baik, maka akan baik pula negara yang dipimpinnya. Namun untuk mewujudkan generasi yang baik ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang cukup besar baik dari lingkungan keluarga (orang tua) dan lingkungan sekolah (guru) untuk mencapainya.
Masa anak-anak adalah jendela kesempatan emas bagi berbagai peluang tumbuh kembang anak yang tidak terulang, baik secara fisik, emosional dan sosial. Kurangnya perhatian pada masa anak-anak bahkan sejak usia dini mempunyai pengaruh yang terbawa hingga dewasa. Seperti apa seorang anak pada masa dewasanya sangat bergantung seberapa perhatian, kasih sayang, dan kepentingan terbaiknya yang diterima bahkan sejak usia dini (Budiardjo, 2011).
Pada zaman dahulu anak dipandang sebagai miniatur orang dewasa, sehingga diperlakukan sebagai orang dewasa dengan fisik yang lebih kecil. Anak-anak dipandang dengan sudut pandang filosofis yang berbeda[1]beda. Aliran-aliran filsafat yang membahas tentang perkembangan anak antara lain aliran empirisme, aliran nativisme, dan aliran naturalisme.
Para tokoh aliran "Empirisme" atau disebut juga aliran enviromnetalisme berpendapat bahwa anak dilahirkan tanpa potensi apapun, anak lahir sebagai "papan kosong" (tabula rasa). Perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/ pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
Jhon Locke lahir di Wrington, Inggris pada tanggal 29 Agustus tahun 1632 dan meninggal pada tanggal 28 Oktober 1704 di Essex, Inggris. Dia menggagas teori berdasarkan tradisi Francis Bacon. John Locke diberi gelar Bapak Liberalisme Klasik. Sebagian ahli sejarah berpendapat teori liberalism John Lock direfleksikan pada Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.15 Pendapat John Locke yang selalu dipandang sebagai ide besar empirisme adalah pikiran adalah tabula rasa (batu tulis yang kosong).16 Locke percaya bahwa pengalaman masa anak-anak sangat menentukan karakteristik seseorang ketika dewasa. Locke menyarankan para orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka dan membantu anak-anaknya menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan stimulasi yang tepat dalam mengembangkan kemampuan dasar yang terdiri dari aspek Fisik, bahasa, Nilai-nilai Moral dan Agama, Sosial Emosional dan Kognitif melalui metode belajar yang berpariasi, menarik bagi anak. Dan lingkungan yang mendukung agar perkembangan kemampuan anak tercapai secara optimal. Aspek fisik meliputi pengembangan Motorik halus (fine Motor) dan motorik kasar (gross motor) yang berguna untuk pertumbuhan dan kesehatan anak. Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih (Sumartini,2011).Motorik halus yang paling utama adalah kemampuan memegang dengan tepat yang diperlukan untuk menulis. Dari penjelasan diatas betapa pentingnya Motorik halus anak.
Kegiatan untuk menemani anak dalam mengasah motoric halus dapat dilakukan orang tua di rumah dengan media yang sederhana atau barang bekas yang ada disekeliling rumah, seperti menggunting pola di atas kardus, melipat bentuk dari Koran bekas bahkan bisa mengajak anak untuk menempel atau meremas Koran dll. Barang yang ada bisa kita gunakan untuk membantu anak-anak bisa mengasah motoric halus anak, agar perkembangan otot -- otot kecil bisa terkordinir dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H