Lihat ke Halaman Asli

Ribut Achwandi

TERVERIFIKASI

Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Kampung Canting Nasibmu Kini

Diperbarui: 14 Juni 2023   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pebatik di Pekalongan. Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Tahun 2013, di depan mulut gang kampung tempat saya tinggal didirikanlah tugu Kampung Canting. Tugu itu menjadi penanda bahwa kampung saya dikukuhkan sebagai Kampung Canting yang sudah dicetuskan dua tahun sebelumnya (2011). Pendirian tugu itu juga menandai bahwa kampung saya dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata Kota Pekalongan.

Sebagai warga kampung saya patutlah berbahagia. Saya membayangkan kalau-kalau kampung saya dikunjungi banyak orang dengan beraneka warna kulit dan rambut. Saya membayangkan pula, orang-orang di kampung saya lancar mengucapkan kalimat, "Welcome to Kampung Canting. Hope you feel at home in our village" atau bahasa-bahasa asing lainnya saat menjamu tamu-tamu dari luar negeri.

Para penarik becak akan mendapatkan upah dengan lembar-lembar uang dolar. Rumah-rumah warga disulap menjadi homestay yang nyaman bagi wisatawan. Makanan khas kampung kami juga bakal menjadi santapan yang lezat di lidah para wisatawan.

Saya membayangkan, akan ada banyak tempat yang dihias untuk mempercantik kampung. Juga ada semacam balai pertunjukan yang menampilkan para seniman kampung. Wah, pokoknya banyak hal yang saya bayangkan waktu itu.

Saya tak mengukur, apakah impian-impian itu terlalu tinggi atau tidak. Yang saya pahami waktu itu adalah kampung saya bakal menjadi kampung yang maju. Karena, warga kampung sudah terbiasa bercengkerama dengan para bule.

Kini, setelah sepuluh tahun tugu itu didirikan, rasa-rasanya apa yang saya bayangkan masih saja menjadi bayang-bayang. Malahan, bayangan itu makin memburam dan pudar. Seperti cat pada tugu Kampung Canting yang terpasang di atas trotoar itu yan kian hari memudar. Lampu-lampu yang terpasang juga padam.

Tugu Kampung Canting (sumber: https://jatengprov.go.id/)

Malah, tugu itu kerap terhalang oleh lapak-lapak para pedagang kaki lima yang mangkal di sekitar tugu Kampung Canting. Boleh dibilang, nasib tugu itu tersia-siakan. Debu yang menempel pada tugu menebal. Mungkin, tinggal menunggu saatnya karatan. Maklum, tugu itu lebih banyak didominasi bahan logam besi.

Padahal, kalau membaca lagi cerita awal didirikannya Kampung Canting, saya sempat dibikin salut. Sebab, menurut beberapa sumber informasi, pendirian Kampung Canting ini diinisiasi oleh sejumlah tokoh masyarakat dan penggiat Komunitas Canting. Bahkan, telah mendapatkan restu dari dinas terkait.

Begitu pula dengan pendirian tugu Kampung Canting. Yang saya dengar, didanai lewat APBD Kota Pekalongan. Tetapi, sejauh ini belum diketahui berapa dana yang terkucur untuk pembangunannya dan perawatannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline