Lihat ke Halaman Asli

Ribut Achwandi

TERVERIFIKASI

Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Ketika Para Pendakwah Bersiaran di Radio

Diperbarui: 21 April 2023   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Studio radio (sumber gambar: dok.pribadi)

Sepuluh menit Ustaz Danu memasuki ruang studio. Di ruangan berpendingin udara itu, Ustaz Danu---demikian nama udaranya---mulai menyapa dan menyampaikan pengantar untuk materi siaran pada malam itu. Suaranya khas. Berat dan berwibawa. Meskipun pembawaannya santai dan ramah, bahkan nyaris tidak ada tekanan yang begitu memberatkan. Renyah dan begitu enak didengar.

Menyaksikan aksinya di dalam studio, dari balik jendela kaca, tentu Anda bertanya-tanya. Bagaimana bisa seorang ustaz itu bersiaran di radio? Bukankah seorang ustaz itu mestinya tidak menjadi penyiar radio? Tetapi, bagaimana ini bisa terjadi? Bahkan, kalau Anda saksikan sendiri, Anda mungkin akan makin bingung, ketika tahu kalau ia bersiaran tanpa bantuan seorang operator. Semuanya dijalankan sendiri. Mikser audio, mikrofon, juga komputernya.

Alhasil, terjawab pula pertanyaanku itu. Sekalipun ia seorang Ustaz, meski sebenarnya saya lebih senang menyebut beliau sebagai Kyai, rupa-rupanya ia adalah seorang broadcaster (penyiar) radio kawakan. Tak heran jika ia begitu handal dalam memainkan semua perangkat studio, tanpa harus dibantu seorang operator.

Memang, diakui atau tidak, sejarah dunia kepenyiaran radio di Pekalongan khususnya, pada masa-masa lalu justru diwarnai dengan kehadiran banyak penyiar radio yang juga para pendakwah, macam Ustaz Danu ini. Ia sendiri dulu juga seorang penyiar di RCS (Radio Citra Syuhada). Ia tergolong angkatan lama. Tidak seperti saya yang baru merambah dunia radio sejak tahun 2007. Itupun sempat mengalami masa vacum di tahun 2011 sampai 2017. Enam tahun saya tidak mengudara. Baru pada tahun 2017 saya kembali masuk dunia kepenyiaran ini.

Selain Ustaz Danu, banyak pula tokoh-tokoh penyiar radio angkatan lama ini yang juga pendakwah. Beberapa di antara mereka kini sudah meninggal dunia. Sebut saja, Pak Muchalir (alm.), yang dulu bersiaran di Radio PTDI, yang dikenal dengan nama udaranya Pak Bantal. Beliau juga seorang pendakwah yang juga seorang aktivis.

Juga tokoh seperti Pak Ahmad Sya'roni yang akrab saya sapa dengan panggilan Abah. Ia sudah puluhan tahun hidup di radio. Bersiaran dari radio yang satu ke radio lainnya. Terakhir, ia bersiaran di Radio Soneta FM Pekalongan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline