Lihat ke Halaman Asli

Ribut Achwandi

TERVERIFIKASI

Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Cleopatra dalam Catatan Cendekiawan Arab

Diperbarui: 10 Agustus 2022   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: kompas.com

Menapaki jejak masa lalu, bagi sebagian orang, merupakan sebuah tamasya yang mengasyikkan. Saat membaca kisah-kisah masa lampau, kita diajak melintasi ruang-waktu yang terpaut jauh. 

Membayangkan, bagaimana kehidupan yang berlaku pada masa itu, meski tak persis betul. Yang jelas, dengan mempelajari sejarah, selain memperkaya pengetahuan kita akan masa lalu, juga akan membuat kita semakin memahami bagaimana kehidupan itu bergulir.

Salah satu peristiwa sejarah yang mestinya tidak kita abaikan adalah kehadiran Cleopatra. Dalam sebuah kesempatan, di tengah-tengah K.H. Muhammad Saifuddin Amirin menyampaikan uraian mengenai Tafsir Al Jalalain sempat menyinggung nama Cleopatra. 

Kala itu, kepada seluruh jamaah beliau menanyakan apakah tokoh yang satu ini nyata atau cerita fiksi belaka?

Menanggapi pertanyaan itu, para jamaah agak ragu-ragu menjawab. Beberapa dari mereka tampak menjawab, tetapi suaranya tak begitu lantang terdengar. Sementara yang lain, memperlihatkan sikap bimbang.

Keragu-raguan itu membuat Kiai muda asal Pekalongan ini memberikan penekanan kembali pertanyaannya. Tetapi, lagi-lagi suara para jamaah terdengar mengambang. Tampak kurang yakin.

K.H. Muhammad Saifuddin Amirin pun tampak geli menyaksikan pemandangan demikian. Dalam tawanya yang lirih, beliau lantas memaklumi keadaan tersebut. Sekalipun nama yang beliau sebut itu tidak asing di telinga, namun kebanyakan orang mendengar nama itu hanya dari film. Tak pelak pula jika tidak sedikit yang menyangka bahwa nama Cleopatra semata-mata tokoh fiksi.

Padahal, selain difilmkan, banyak para peneliti---terutama peneliti Barat---yang sangat bersemangat melakukan penelitian tentang kehidupan Ratu Mesir di tengah-tengah bangsanya. Mereka juga menuliskan sejarah tentang tokoh legendaris, Ratu Mesir itu. 

Begitu banyak judul buku tentang tokoh yang satu ini. Salah satunya, sebagaimana yang disebut Rama Kiai, adalah Kitab Tarikhiyah Palestina. Di dalam kitab itu, masa Cleopatra berkuasa setelah 600 tahun dari zaman Nabi Musa. Namun, ada pula yang menyebutkan 2.000 tahun setelah era Nabi Musa. Mana yang benar? Wallahu a'lam.

Sampai saat ini, penggalian sejarah Mesir masih terus berlangsung. Melibatkan banyak sarjana dari berbagai negara. Makanya, sebagaimana diungkap Kiai Saifudin (sapaan akrab beliau), sebagai generasi masa kini, siapapun, mestinya gemar-gemarlah membaca. Memang, membaca itu butuh ketekunan dan ketelitian. Tetapi, insyaallah, akan datang manfaat yang lebih.

"Yang mudah memang nonton film. Tetapi, film---khususnya film cerita---itu kan fiksi. Maka, perlu kita semua lebih tekun membaca buku-buku atau kitab-kitab. Semakin banyak yang kita baca, semakin banyak yang kita serap dan semakin luas wawasan kita. Dengan banyak membaca, kita ngertinya tidak sepotong-potong," ujar Kiai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline